Kamis, 15 Juli 2010

petani

padi menguning
anai-anai menari
langkah semakin pasti menyusuri jalan setapak
pagi buta kami telah ada di ladang
membawa senyum untuk mentari yang telah bangunkan mimpi kami

suara lengking gendang
mengajak kaki untuk berdendang
menyanyikan lagu kesayangan
sambil tangan tak henti bergoyang

hari kini panen
panen besar setelah kita harus berpuasa selama 6 bulan lamanya
mungkin kami akan bisa memakan sisa beras pemberian majikan
setelah sekian lama cacing di jejali umbi jalar dan ketela

di tengah petak persegi bertumpuk butir-butir energi
yang baru saja kami pangkas dari batang-batang
karung-karung siap untuk kami isi
lalu pergi ke kota agar mereka tak mati
karna energi baru akan di sajikan di lapak jajakan

cacing dalam perut kami mungkin hari ini pun akan tertawa riang
sementara.... hanya sementara... dan bukan untuk jangka waktu yang lama...
karna mungkin selama 6 bulan kedepan cacing dalam tubuh kami harus kembali bersedih
melihat kawan-kawan nya mati karna tak banyak masuk gizi di dalam nya

sementara istana megah di sebrang gubuk sana
dengan puas dan tak berprasaan menjatuhkan kantung berisi nasi sembarangan

7 komentar:

  1. gw selalu terharu bisa mengenang atau membaca ttg petani n dunia di sekitarx...bagi gw menjadi orang timur, adalah menjadi petani yg bersahaja, itu saja...keren bro

    BalasHapus
  2. HIDUP PETANI !!!!

    semangat pak tani..:D

    BalasHapus
  3. karena petani kita semua bisa menikmati makan yg nikmat,,,sementara ada digubuk sana, mereka yg tak menghargai jerih payah mereka,,,

    sebuah puisi indah yg mengandung pesan yg baik,
    salam,,,

    BalasHapus
  4. salam kenal ...makasih bacaannya,,,tukeran info blog yuk

    BalasHapus
  5. ardi : salam kenal juga.... hayu kita saling bertukar-tukaran....
    langsung meluncur ke tkp

    BalasHapus
  6. gak ada petani gak ada beras donk
    hidup petani

    BalasHapus
  7. berasa kayak di sawah pas baca........ :D

    BalasHapus