di sini ladang kami
yang kau acak" karna nuansa jiwa mu sedang kalut
terantuk batu
terpendam dalam penjara
di ujung pandang ada riak air mengalir
di tengah ladang gersang
di tihang lolong-lolong binatang
menari di titian
memainkan jemari juga imajinasi
terdiam bukan berarti mati
bersembunyi bukan berarti tak kuat lagi
lihat semut terjebak dalam gelas
gelas buram berisi lendir dari tenggorokkan
warna nya mulai memudar
seperti juga paras sang pemilik yang mulai tak tampakkan sinar