Sabtu, 03 Juli 2010

surat untuk NENEK

terjerembak dalam dua pilihan
pada posisi lain saya harus tampil dalam pementasaN, dan di sisi lainnya saya mendapat kabar duka, bahwa nenek tercinta sedang di rawat dan di opname di salah satu rumah sakit di jakarta.
mau ikut acara yang satu atau lekas pergi ke rumah sakit, sedang jarak yang lainnya berbeda.
pementasan ada di bandung, sedang nenek di rawat di jakarta....
tadi setelah dapat telpon dari keluarga entah mengapa badan saya langsung gemeteran dan kepala mendadak pusing.
oh TUHAN kenapa kok seperti terulang kembali tragedi masa lalu, saat sang bunda menjalani perawatan di rumah sakit?
yupz.... bingung memilih dan hanya terdiam dengan sejuta pandangan kosong.

tidak aku harus bergegas, dan aku harus segera beranjak dari sini. karna aku tak ingin sesuatu yang tak di inginkan terjadi.

ini persimpangan dan permainan hal antara PENTING, SANGAT PENTING dan DI PENTINGKAN.
saya harus memilih yang mana. karna semuanya merupakan desakan yang sama, namun mungkin kadarnya saja yang sedikit berbeda.
pengertian PENTING (menurut pak tani): hal yang di buat atau di atur sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang tak bisa di elakkan.
pengertian SANGAT PENTING (menurut pak tani): biasanya hal ini tidak di jadwalkan sebelum nya. dan mendadak satu hal yang mendesak merangsak masuk sehingga kita menganggap hal tersebut menjadi penting dan harus segera kita lakukan.
pengertian DI PENTINGKAN (menurut pak tani): nah biasanya pak tani selalu mengambil keputusan ini dalam segala hal. karna di sini terdapat banyak orang yang terlibat di dalam nya dalam memainkan dan mengatur suatu acara atau jadwal. karna memang benar adanya pak tani selalu mementingkan teater atau menulis puisi di banding dengan hal lain di luar sana. dan hal ini kadarnya melebihi PENTING dan SANGAT PENTING. dan biasanya ini merupakan jadwal rutin yang biasa kita jalani. dan kita sangat menghargai dan sayang akan jadwal atau kegiatan penting tersebut.

namun saat ini pak tani tak akan memilih hal ini, walau pak tani sudah berjanji pada sang penyelenggara acara untuk dapat tampil dalam even mereka.
tapi maaf saudara-saudara saya tak bisa mengabaikan hal yang satu ini, karna ini menyangkut masalah keluarga, dan jangan anggap pak tani berubah. ok sebelum nya kalian sering melihat pak tani menyingkirkan masalah keluarga dalam pengambilan keputusan. namun saat ini, hal yang paling di pentingkan oleh pak tani adalah harus segera datang ke rumah sakit dan memberi kecupan mesra untuk nenek tercinta....

satu doa untuk mu
untuk sosok yang sekarang sedang dalam masa perawatan intensif
satu harap untuk jiwa di sana
semoga tidak ada penyelewengan norma di sana

doa tak ku lantun kan memang untuk mu
tapi hati ku yang terus berucap akan hal terbaik untuk mu.
gerakkan kaki mu wahai tubuh dalam pembaringan
agar kami tau kamu telah siuman

beri kami senyum cantik yang biasa kau umbar
agar bidadari di sini tak tegang dan terus meneteskan air mata

kemarin kau berjanji pada ku
akan memberi ku belaian mesra dengan sejuta dekapan sayang
namun mengapa kini kau tak lemparkan senyum saat ku datang.

alat pemacu terus saja menggerayangi tubuh mu
di tambah ini
tambah itu
lalu ini
lalu itu..
kemudian bagian tubuh mana lagi yang bisa ku dekap bila semua terpasang di tubuh mu...

dan kemudian aku berbisik
nenek ini jari "mpie"
dan di sini biasanya nene aliri kasih sayang tulus saat "mpie" kecil dulu
nene ini hati "mpie"
dan di sini tempat nene hidup sampai kapan pun itu..

sajak AMBURADUL

tak ada maksud apa-apa
ku hanya ingin berdiam diri saja
menjauh dari kerumunan masa
mengasingkan diri pada ruang yang sebenarnya adalah pasti

jangan paksa aku untuk menggigit jari dan memangkas kuku
juga jangan coba untuk menilai penampilan ku

karna urusan mu sebenarnya lebih pelik
di banding harus memikirkan gerak gerik ku

ini bukan masalah cinta yang selalu kita bicarakan sebelum nya
dan ini juga bukan masalah hasrat untuk bersetubu di siang bolong
tapi ini tentang moral mu
moral dia, moral kita dan moral mereka

dimana ketika martabat sering di selewengkan dan di kukus menjadi martabak coklat kacang
di makan kemudian di bungkus lalu mejadi bingkisan manis
terhimpit bungkusan adonan, pelastik dan kardus kecil
yang hanya di hargai 5.000 rupiah saja

kemana lari jiwa sinting yang sering nangkring di sisi jalan?
apa dia sudah meminum air comberan?
atau dia sedang bercinta dengan kodok sawah di tengah jalan dan lalu mati tertabrak...

biarkan anak kecil bermain dan berlarian dengan riang
jangan peksa dia untuk mengepalkan tangan
dan meninju sang mentari dengan dengus yang tak henti-henti...

aku ingin keindahan
kami ingin kebebasan
mereka ingin makan
dalam ruang yang tak lagi di obrak-abrik tentunya....