Kamis, 15 April 2010

untuk diri

mari bicara
tapi tanpa mengeluarkna kata"
kita yakin kita bisa
memahami apa yang kita lihat .dengar. dan rasakan
tidak menggunakan hal telanjang
tanpa pikiran buruk yang selalu mengusik

lebih baik kita berjalan apa adanya
tanpa memikirkan pikiran orang sekitar
kita egois untuk hari ini
dan bahkan mungkin untuk seterusnya

karna tak pernah ada guna
kita memikirkan orang lain..
karna kita memang terlalu pintar untuk menjadi sang komentator
sedang kita terjepit pa bila kita menjadi pemain

lihat luka di kaki kita
jangan pernah melihat borok di kaki dia
buang dulu belatung di lumbung hati kita
jangan menguruskan cacing yang menggeliat di antara indra mereka

kita manusia
memang makhluk sosial
tapi jangan menjadi sok
sehingga kita akan menjadi sok...sial...
hah...

bukan untuk sang pengemis yang selalu kita beri di setiap kita melihatnya
bukan untuk sebungkus nasi yang kita beri ketika kita sedang melintas di bawah kaki langit
bukan untuk uang receh yang kita lempar untuk tukang parkir di tempat portitusi

tapi ini untuk diri kalian
coba berkaca
mungkin kaca pun enggan melihat diri kalian
atau mungkin bahkan akan pecah kaca ketika melihat wajah kalian

tak layak hujan menyentuh tubuh kalian
mungkin sangat hina baginya
ya....
menusia
hina karna dirinya
dan gagal karna dirinya
namun waktu dan keadaan yang selalu di anggap salah?
ada apa?
tak pantas....
keegoisan menggambarkan dunia saat ini

kita sangat mudah menyepelekan TUHAN
kita dengan mudah menyalahkan TUHAN
dibanding menyalahkan diri sendiri?

berakal
namun tak berotak...
berpikir
tapi tak bermakna...

bila enggan berkaca karna takut melihat wajah sendiri
tak ada salahnya pa bila berkaca seekor monyet yang berwujud menyerupai manusia
agar kita tak terlalu terhina
akan tingkah laku kita....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar