sebelum nya pak tani memohon kepada para pembaca sekalian yang sudah meluangkan waktunya mampir sejenak dalam gubuk pak tani, untuk mengenakan pelampung, pengaman atau berpegangan erat sebelum masuk ke dalam nya. karna di dalam gubuk pak tani sedang terjadi badai besar dan juga ada gempa dadakan di ruang tamu nya.....
silahkan masuk... dan selamat menikmati hidangan kecil dari pak tani...
semoga saja?
atau mungkin bisa saja?
apa ya memang saja bisa?
em....bagaimana kalo bisa-bisa saja?
lalu kalo saja-saja bisa?
ah bingung dan membingungkan....
tak terhenti dalam kata
malah terhenti dalam makna...
dimana?
mengapa?
kenapa?
apa?
semua merupakan rangkaian untuk bertanya
namun semua dapat berubah menjadi kata yang berbeda bila di campurkan dalam rangkaian yang beda...
fiuh......
ya sudah lah sayang, tak usah kita bahas bagaimana caranya mengeja dengan baik
cukup jalani saja apa yang kita pikirkan tanpa harus panjang memikirkan bagaimana sampai semua itu dapat kita jalani...
buktinya selama ini kita tak pernah bertanya mengapa kita bisa bernafas, dan bagaimana jalan nya kok sampai akhirnya kita bisa menghirup udara segar????
bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang perjalanan kita....
dulu kamu pernah bertanya pada ku. dan pertanyaan itu masih ku simpan di dinding tembok rapuh ini
begini pertanyaan mu....
" sebenarnya kamu ada di mana sich ?"
lalu aku jawab " aku ga ada di mana-mana, aku sebenarnya sedari tadi duduk manis di hati mu dan menunggu kapan kamu mempersilahkan aku masuk ke dalam nya."
lalu setelah pertanyaan itu akhirnya kamu pun tak lagi ragu pada ku...
nah sekarang aku yang mau bertanya pada mu...
boleh kan?
dan semoga saja boleh ya sayang.....
" sebenernya kita mau kemana sich ?" tanyaku dengan harap cemas
" kita ga kemana-mana sayang, tapi kita akan menuju hari senja yang penuh cinta dan kasih sayang, seperti yang selalu kamu ceritakan pada ku dalam buku mu... tentang "hari" (sosok anak yang selalu menjadi tokoh utama dalam setiap rangkain cerita pak tani), tentang pelangi di sore hari dan tentunya tentang aku yang akan menjadi ibu untuk anak mu kelak....."
"lalu warna apa dan seperti apa rangkaian bunga dalam taman nantinya?" kembali tanya ku
"tak banyak sayang yang aku pinta dari petani yang akan menanam nya nanti, aku hanya minta satu pot kecil namun selalu di siram setiap pagi, sore, dan malam hari, dan apabila ada badai datang aku ingin petani itu memeluk ku atau menyimpan ku dalam gubuk rentanya, dan bila kelopak ku ada yang patah sedikit, semoga tidak menjadi hama bagi yang lain nya. karna petani itu menyimpan nya di bupet dalam kamar tidur nya." laju sayang dengan wajah memerah merona....
to : pelangi, mungkin seandainya saja kemarin tak ada petir yang menyambar dengan arah yang sembarang dan aku tak bersembunyi dalam lumbung karna takut akan lengkingan petir kala itu, mungkin rangkaian ini akan menjadi nyata. tapi ya sudah lah kamu sudah mendapatkan pejantan yang tepat seperti apa yang kamu harapkan dalam kehidupan mu (MUNGKIN).
jangan hiraukan lantunan seruling bambu milik pak tani, dan lebih baik buang semua buku yang aku ciptakan untuk mu, atau bila mungkin lebih baik berikan saja ke tukang gorengan sebelah kosan mu. dengan begitu ada sedikit makna yang bisa di ambil dari rangkaian hina yang aku torehkan untuk mu....
sedang ada badai ya...
BalasHapusmampir bersama doa, semoga badai cepat berlalu ^^
mba inge : doanya di terima mba.... terimakasih....
BalasHapusmana ?....mana..mana...siapa..siapa..siapa?
BalasHapusmana badai?...siapa pelangi?
pak guru "aryadevi" : duh jangan marah-marah gitu dong pak... saya jadi takut nich....
BalasHapusRomantizz abiszz.....
BalasHapusnice artikel pak tani...
BalasHapussalam kenal ya..
happy sunday..aq follow ya..thx
rubiyanto ; duh jadi tersanjung nich pak
BalasHapuscall me batz : terimakasih...