berjalan menghindari paku" yang tak nampak
tersebar bebas
berkeliaran tanpa batas...
selalu meraba dan tak dapat berkata
untuk berteriak mulut terbungkam
karna aku, saya dan kami sedang melakukan unjuk rasa
dengan menjahit mulut kami
aku di gelandang paksa
aku di lempar ke luar dengan keji
lalu di masukkan dalam lubang kegelisahan sejuta pemikir
di sini
di rumah yang berwarna putih
keluh kami tergores di dinding nya
resah kami tersayat di dalam nya
teriak kami jadi cahaya matahari
untuk menghibur hati yang tak lagi dapat menonton sinetron
hidangan belatung selalu kalian sajikan setiap pagi
sedang siang harinya
kencing babi hutan harus terpaksa kami tenggak
agar tak dehidrasi kami
jogja. banten. aceh dan karawang
kami di tendang dan di gelandang
naik turun mobil bersuara bising dengan tubuh terikat karung
sampai akhirnya hari itu tiba
ketika kami dapat membuat lubang menjadi mengaga
dan keluar dari liang tinja
kemudian memberondong kalian dengan lemparan tulang belulang dari sahabat kami
yang mati karna konspirasi dan permainan onani antara menir dan noni
wow.. keren, tapi aku kurang mengerti, Menir dan Noni tu jaman belanda bukan hehe,
BalasHapusbelatung = nasi tha :P
salam kenal ya ^_^
tetap eksis ^_^
BalasHapuspagi sob
BalasHapusmantap juga sajak-Nya
salam blogger dari saya
Sajaknya mantaaaaaab... ^^
BalasHapusaby umy : sabar ya nak... dan tetep positif thinking ja ya...
BalasHapussangat inspiratis pak tani.....nice poetry....salam kenal
BalasHapusinspiratif sob,
BalasHapuswaduh ngga ngerti.
BalasHapus