Minggu, 05 September 2010

sajak DIAM

di bawah sela-sela langit
di balik gelap malam yang menyapa
di antara lingkaran pelangi senja
di dalam kumpulan kunang-kunang di taman

saat embun menyapa
mengukir akan apa yang bergerak di dunia
memberi titik tenang akan langkah sang manusia
menghilangkan resah dari putaran waktu

menari duka di antara
tak terlihat akan senyum yang menggelegar

wanita tanpa busana di tengah wahana
kepala tanpa logika di belahan dada
jari-jari tengah di dalam permainan kata
money politik di saung keagungan

putaran roda di tepi zaman
menggerakkan satu putaran yang bermain di antara poros
di tengah pertikaian ada yang terluka
terhimpit sumpah serapah yang di anggap sampah

satu tombol di putar
memanggil satu kibaran nuansa kebebasan
tapi milik siapa?
lolong anjing semakin meninggi

karna daging sedang di kuliti
dari jiwa yang sebentar lagi mati
dari raga yang sedetik lagi tuli
dari mata yang selangkah lagi membenci

3 komentar:

  1. bingung euy mau komentar apah...
    makin keren ajah sajak pak tani ini >.<

    BalasHapus
  2. ada permasalahan yang terus berkecamuk, selamanya jika masih bernyawa...kemungkinan untuk diam ( baik ) dan berbunyi ( merusak ) akan terus bisa terjadi. tidak ada jaminan untuk 100% suci....oleh karenanya selalu kita berdo'a agar dimatikan dalam keadaan baik dan tenang...

    BalasHapus
  3. Dah lama aku tak mampir baca2 puisi disini ya..?
    Maaf kalau baru sekarang bisa mampir lagi, soalnya koneksi inet di rumah barusan 'tewas' selama 4 hari

    BalasHapus