banyak yang aku sesali dalam hidup
tapi aku terdampar di gurun
di sekeliling hanya ada bebatuan dan pasir
di setiap pandang hanya oase
di bisik telinga hanya sapaan angin menerbangkan yang tersisa
sampai akhirnya terkapar pada ladang kaktus
tumbuh di ruang tandus
menanti hujan yang datang tidaklah mulus
namun masih tetap duri menghunus
aku mencari pandangan sekitar
yang tertangkap mata tak ada apa-apa
mungkin nikmat kala melihat abah tertidur di tikar
namun apa dalam perjalanan dia juga pernah merasakan tak berguna?
memang hidup adalah pilihan
dan aku pun enggan terdampar di gurun
namun waktu harus selalu di tapaki
karna surat dari illahi sudah jelas akan diri
untuk menemukan hidup tidak lah perlu mengeluh
sebab waktu bukan gangsing yang dapat di permainkan
jadilah pemeran sejati dengan segala kerendahan diri
karna skenario hidup sedah di tulis oleh sang produser
Surat dari Illahi sudah jelas
BalasHapusdan tinta penanya sudah habis
semua sudah termaktub :)
scenario ?..iya sobat sepakat...kita hanya pemeran, produser dan sutradaranya adalah Tuhan.
BalasHapus