Rabu, 27 Oktober 2010

DITUNGGANGI

aroma liang lahat di ujung misiu
berkeliaran bebas tanpa melihat sekitar
pecahkan amarah
muntahkan darah dari tubuh-tubuh tak berdosa

berjuta malaikat pencabut nyawa
bertameng helm baja berdiri tegak menebar pesona
menunggu aba-aba dari sang kusir di kursi kerajaan
melenyapkan nyawa terpisah dengan raga

satu tontonan menarik ketika setan menunggangi jiwa
otak, akal dan hati di belenggu menuju tarian pesta
pesta dajal berlakon penguasa
memeras rakyat untuk dapat menceboki mereka

dalang menari dengan segelas anggur di tangan
para wanita ditiduri dengan perasan susu sembarang
bocah-bocah di tembak mati agar tak berkicau
derap langkah terpatri di depan gerbang pintu makam.

4 komentar:

  1. dalem banget seperti biasanya ^^

    BalasHapus
  2. Bener2 puisi yang cocok menggambarkan duka bangsa ini pak tani.... dan kaya yg inge bilang.... very deep hhe.....

    Semangat n happy blogging :P

    BalasHapus
  3. mereka telah kehilangan nurani....

    BalasHapus