Selasa, 02 November 2010

di ujung lentera


 kejujuran di ujung lentera
di balik bias cahaya lilin ketika senja
terukir dengan terpaksa
demi secuil terang akan jalan

ketika sketsa-sketsa lakon silih berganti
dan mimik-mimik topeng saling bergulir
juga tamparan dan cercahan dari buih-buih liur di mulut
ada adegan terekam tentang sajak diri

saat hati harus menyetubui pikiran dan raga
di kala kesimpang siuran meredam sisi gelap
di saat itu diri tak jadi abu-abu
karna hitam adalah hitam
dan yang berjalan adalah dinamo jam

kejujuran di ujung lentera
yang menjadi titik terang dalam sisi gelap.

6 komentar:

  1. kejujuran yg dicari dgn lentera di pasar pada waktu siang...itu kerja sang filsuf..hehehe...

    BalasHapus
  2. ini puisi tentang situasi indonesia?

    BalasHapus
  3. kadang aku bingung kenapa masih banyak lakon2 gak penting yg masih dimainkan ditengah bencana....

    BalasHapus
  4. aku suka bait ini :

    saat hati harus menyetubui pikiran dan raga
    di kala kesimpang siuran meredam sisi gelap
    di saat itu diri tak jadi abu-abu
    karna hitam adalah hitam

    hati yang menunjukkan apa yang sebenarnya ^^

    BalasHapus
  5. Selamat siang... lama tak mampir kesini sempat kaget tadi, kukira salah masuk. 'coz templatenya telah berubah... hehehe

    BalasHapus
  6. Kejujuran di ujung lentera... jadi jika tanpa lentera kejujuran itu sirna..? Begitukah..?

    BalasHapus