Senin, 21 Juni 2010

MABUK

gag ada ide mau nulis apa atau mau ngapain, cuma ngerasain badan yang setiap waktu semakin saja rapuh di makan kerasnya batu karang... sayang kamu jangan dulu pergi malam ini ya, karna aku sudah tak sanggup lagi membeli butir" pil yang ibu cantik itu sodorkan pada ku agar aku tetap bisa bertahan dan tak merasakan sakit..
yah jeritan hati malah yaNg tergambar di sini, loh kok malah curhat pada ladang tandus?
hehehehehehe

baik lah kita mulai permainan nya...
tapi main apa ya...
bingung uy...


0 0 0 0 0 0 0 MABUK 0 0 0 0 0 0
maaf kali ini aku mabuk
tapi mabuk ku kali ini berbeda
bukan mabuk akan minuman oplosan yang di ecer bebas dan sering membuat tewas
bukan juga mabuk karna lintingan ganja
tidak juga mabuk karna pil yang sering buat anak" muda menggoyang"kan kepala dan ibu jarinya

tapi kali ini aku benar" mabuk
tertidur
kemudian terbangun
perpentuk pintu
kemudian tergantung di gerbang sekolah

lalu mabuk apa aku?
aku sendiri bingung aku sedang mabuk apa
apa karna aku sering melihat mu mandi di pinggir kali?
atau apa karna waktu di kereta tadi aku lihat seorang janda yang menyusui?
apa mungkin karna goyangan paha yang aku lihat dari cahaya lilin di pasar malam, minggu lalu?

ah karna aku sedang mabuk aku tak dapat menggambarkan nya
bahkan lintingan cerutu saja aku anggap adalah coklat
ku kemut dan ku kenyot tak henti
sampai akhirnya aku tersadar
ini bukan cerutu, dan nikmat ini juga bukan goreng pisang
tapi ini adalah batang penindasan yang berwarna coklat
yang warna nya di cat agar kita dapat memakan nya
lalu mati,
lalu di makan cacing,
lalu membuat subur tanah jajahan
lalu mereka tertawa
lalu saling menghina
lalu saling menghujam
lalu mencaci
lalu membenci
lalu MATI LAH KALIAN DAN ENYAHLAH KALIAN
membunuh kami yang mabuk akan nuansa kebebasan, sedang yang kau sodorkan hanya bau cungur dari cecurut-cecurut pinggiran kota besar
yang memaksa langkah si pincang untuk berlari
yang menusuk si bayi dengan telunjuk dari kaki


YA aku mabuk kali ini
mabuk akan teriakan lantang anak-anak ibu kota
yang hidung nya tak henti mengeluarkan ingus karna menahan perih putaran roda...
di tengah tiang bendera di tengah ladang sawah yang berubah menjadi aspal


MAAFKAN PAK TANI BILA SEMAKIN LAMA GUBUK RENTA INI SEMAKIN PEUH DENGAN KEPULAN ASAP ROKOK YANG KELUAR DARI IMAJINASI BEBAS...

selamat tertidur pulas pak tani esok pagi "ambu" akan membangunkan mu dengan kecupan hangat dan secangkir teh tubruk yang kamu pinta tadi. jangan terhenti di sini pak tani, karna sambal terasi dan goreng ikan asin telah menunggu mu di meja jamuan. lekas menatap mentari pagi dan kembali sapa hangat nya yang datang... doa ambu dan doa benih kita menemani setiap detak jantung mu dan denyut nadi mu sayang....

9 komentar:

  1. hmm..bagusnya, bisa diterapkan untuk silat jurus mabuk...ahaa dapat pencerahan !

    dapat jurus baru dengan judul : mabuk kepayang

    BalasHapus
  2. Duh, semoga sekarang dah gak mabuk lagi... hehehe

    BalasHapus
  3. loh loh...
    lagi mabuk yah...
    laporin loh laporin...
    *mikir lapor ke komnas perlindungan anak g yoh*

    BalasHapus
  4. pak guru aryadevi : siap di ajar dengan jurus baru pak...
    catatan kecil ku : amin
    mba inge : takut... aku kan sedagn tidak mabuk yang di haram kan mba... :D

    BalasHapus
  5. aku pikir mabuk cinta ?? hehe... :D
    selamat pagi pak tani...:)

    BalasHapus
  6. Karya mu penuh nilai2 yang bagus, lg mabuk cinta apa mabuk apa nich?,..... Tetep semangat Pak Tani. Lihat mentari diufuk timur ya biar mabuknya seindah mentari yang tersenyum di pagi hari y.......

    BalasHapus
  7. Dulu, akupun sering mabuk
    bukan mabuk alkohol ataupun ganja apalagi janda
    mabukku memang berbeda dari yang lainnya
    mabukku mabuk bensin
    ya, dulu kalau bepergian dengan kendaraan umum aku sering mabuk
    hehehe...

    BalasHapus
  8. wah ini mabuk laen dari pada yang laen, hehe

    BalasHapus
  9. mabuk yang enak itu cuma mabuk cinta kepada allah...itu mabuk yang paling indah dan paling berkah

    BalasHapus