berdiri di balik tiang luka
terkubur bersama dengan apa yang ada
biarkan makam menganga
supaya cacing lebih mudah menyambangi tubuh di sana
di atas nisan burung bangkai memantau
apa ada lagi korban yang akan di kuliti
karna cakarnya baru saja terasah gerinda
amis daging kematian semakin kental
ketika perang terjadi di meja diskusi
ketika seorang pengemis meminta jatah makan nya yang di curi
saat petani meminta cangkulnya kembali
jangan tutup mata wahai dewa
kenakan saja dasi dan kemeja mewah mu
lalu apa kamu merasakan belatung yang lambat laun menyambangi setiap rongga hati?
dan kemudian kamu juga akan menjadi babu
karna tak seharusnya tangan dan otak mu berliuk dalam resah jutaan kepala
yang setiap detiknya di hantamkan pada kerasnya ban buldoser
merah
merah
merah
merah
ini sajak merah
yang terukir dalam saung gelisah
dering berbunyi dari dalam lubang kecoa
mengundang para semut dan rayap untuk berkumpul
ternyata siasat dan ulik mengulik sedang terjadi di sana
untuk mengatur siasat memecahkan gerbang bertameng garuda
katanya kutu-kutu telah banyak hinggap di sayapnya
katanya kakinya terantai oleh segitiga bermata satu
katanya kepalanya sudah di tutup masker agar tak dapat melihat jalan
katanya matanya telah tertutup kolera sehingga tak dapat lagi memantau sekitar
Wah..., puisinya penuh dengan sinisme.
BalasHapusMEncoba mencari makna yang tersirat dari kata-2 dari balik puisi ini...
BalasHapusselamat malam...
BalasHapussajak yg benar-benar merah pak ^^
ada kemarahan di sana....
sedikit serem membacanya
BalasHapustapi terus dibaca
met malam pak, semoga slalu bersemangat
hmmm kolaborasi kata² yang sangat indah hingga menyiratkan banyak makna yang terkandung didalamnya
BalasHapusSukses Slalu!
tadi siang tanganku memerah juga, abis nyerempet mobil....apes deh...vespa jadi penyok....
BalasHapuspak guru "aryadevi" : suka motor antik juga ya pak.. saya di sini suka bawa motor gl 100 lain kali kayanya kita bisa barteran barang nich pak....
BalasHapusoh ya cepet sembuh ya buat tangan nya pak