Sabtu, 10 April 2010

untuk "DIA"

kita pernah mengukir lentik indah di atas jerami
kita merangkai satu kata yang sempurna
saat hujan turun
kita menjelajahi dunia yang kita inginkan
tapi tak berjalan lama
karna kita tak pernah mengetahui kalau akan datang panas

aku akui aku menyesal
membiarkan itu begitu saja
kita berdua tak bisa bicara
hanya meratapi apa yang seharusnya tak kita lakukan

mungkin ini untuk "dia"
yang telah kita bunuh karna emosi jiwa
yang telah kita paksa untuk segera menutup mata
sedang "dia" adalah anugrah yang sebenarnya sangat kita inginkan

aku memberi dia nama
begitu juga kamu

kini apa yang akan kita lakukan?
kita tak pernah paham dan yakin akan waktu itu
kita berbuat
kita juga berharap melupakannya

"dia" tak dosa
"dia" juga bukannya yang tak kita inginkan

maaf ku untuk "dia"
mungkin kalau waktu itu tak kita lakukan
"dia" kini telah bisa membaca dan memanggil nama kita

maafkan kami
kami belom siap untuk hal itu
kami merasa bersalah akan hilang nya warna mu

atas nama dan pemikiran yang sama
engkau entah kemana
sedang aku tetap dengan warna semu ku
yang tak pernah bisa kamu temui
sementara celoteh bangau di pematang sawah
membicarakan tentang dirimu
yang selalu menacari warna semu ku..
seharusnya kamu tahu dimana ku simpan warna semu ku

entah kamu pura" mencari
atau kamu memang ingin menjadi artis di media????

semua terbalik
sebenarnya aku yang selalu mencari mu
karna kita memiliki ruang yang sama
yang takkan pernah tergantikan akan apapun
karna kita memiliki nama yang sama
"DIA"
nama yang selalu menyatukan kita dulu
tapi kenapa "DIA" selalu kita jadikan alasan untuk hal yang tak berguna

aku yang ingat akan "DIA"
aku yang ingat nama lengkap "DIA"
aku yang selalu merindukan kehadiran "DIA" sekarang

maafkan kami"DIA"
kami hina waktu itu
kami masih dalam pencarian jati diri di kala itu
"DIA" aku selalu berdoa untuk mu
karna kamu dulu adalah semangat yang aku punya "DIA"

maafkan keegoisan kami telah membuat mu tiada "DIA"

anu ku anu mu anu nya anu-anu

waktu itu di saat waktu tak di tentukan
karna waktu itu kita masih kecil
belum tau itu adalah waktu
dan belom paham waktu adalah itu

mungkin merangkai
tak di rangkai
menjadi rangkaian
sehingga terangkai
lalu berangkai
kemudian pandai

waktu itu kita sedang berdua
kita bermain
kita tertawa
kita juga bergembira

tapi entah mengapa dalam pembicaraan kita bercerita tentang anu

ssssttttt...ssstttt....

aku tak tahu apa itu anu mu
dan kamu tak tahu apa itu anu ku
tapi karna waktu anu
entah mengapa anu mu mengusik anu ku
yang sedang enak bermain bersama anu
anu mu menggelitik anu ku
namun anu ku tetap sombong akan ajakan anu mu
tah henti anu mu terus saja mengusik anu ku
sampai akhirnya anu ku mendekati anu mu
karna ingin tahu anu ku melihat ke anu mu
lalu kemudian kita anu-anu pada waktu anu

kamu berbisik pelan
anu mu bandel...
ga ah anu ku tak nakal
siapa suruh anu mu menyapa anuku?

untung waktu itu kita masih kecil kita hanya bisa mengucapkan anu
tak tau apa itu anu mu dan anu ku

tapi saat itu kamu tak henti berucap
anu-anu
duh anu-anu
ih anu-anu
ah anu-anu
ih anu mu....
kok nakal sich sama anu ku...
udahan ah...
anu ku sakit tuch

ih...
atuh lah
tadi ga sengaja anu ku menggoda anu mu

mumpung kita masih kecil
kita tak peduli anu mu dan anu ku anu-anu
yang jelas kita senang anu-anu waktu itu