mentari belom hadirkan sinarnya kala itu.
masih sejuk embun yang bergelayutan di dahan-dahan
sunyi...
senyap.....
adzan subuh masih di telinga...
sedang aku telah selesai membasuh tubuh untuk segera bertatap muka dengan NYA
terdengar ketokan pelan dari jiwa yang ragu mengganggu kekhusuan ku...
seraya berlari dan memeluk tubuh erat
seakan tak bisa bibirnya berucap....
belum selesai ku lafalkan ayat terakhir ku...
dengan lunglai dia menarik tubuh ku...
terhampar ku di sebuah pembaringan...
dia cuma berkata
" aku haus, tolong supi aku setetes kasih sayang"
tak henti ku memeluk nya...
kala itu....
dirinya dingin...
wajahnya mulai memudar....
cuma satu yang ku ingat darinya....
"HADIRKAN RUANGAN BARU SETELAH INI NAK, KARNA KAMU MASIH LAYAK UNTUK MENDAPATKAN KASIH SAYANG...TAPI TIDAK DARI AKU KELAK...KARNA AKU TAK MUGKIN BERTAHAN MENGISI RUANG INI SELAMANYA....BERI AKU KEMBALI PELUK MANJAMU SAYANG...UNTUK MENGANTAR KU MENUJU RUANG PERSIDANGAN YANG TELAH MENANTI...."
seketika dia melemas...
nadinya pun mulai tak berdetak...
aku sadari...
ku lihat lagi kedalam....
ternyata dia sudah tak lagi menata ruangan merah muda dalam diri ku...
yang tersisa hanya bayangan dan tapak" pena yang terukir di dalam nya.....
raung ku hanya dalam hati
tak ingin membuatnya menjadi susah melihat tumpahan di pipi
++++++++
tubuh lunglai bersandar dalam pembaringan
saat adzan subuh masih di telinga...
++++++++
buat yang terkasih dan tercinta
00+alm.mamah+00
mom boleh aku bertanya?
apa kamu menerima undangan dari anak mu? yang mengajak mu bertandang pada mimpi di saat tidurnya?kalau iya..mengapa mom ga juga kunjung datang???
rindu ini sakit mom....
ruangan ini terombang ambing...
mungkin kalian bertanya ada apa dengan pak tani yang seringkali melamun di tengah padang ilalang? mengapa iya selalu menyapa sapi-sapi gembala nya.tak pernah lain dan tak juga bukan karna mimpi tak dapat di beli. sedang untuk makan sehelai ilalang saja dia harus terus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya. tapi banyak juga yang tak pernah mengerti siapa pak tani ini
Senin, 07 Juni 2010
mereka ada di jalan
mereka ada di jalan
saat panas menciutkan jiwa
mereka menggerogoti luka..
saat lapar tengah memecah sadar nya
cium bokong ku
kata seseorang yang sedang mengisap cerutu
bila kalian ingin kan setangkai anggur yang sedang ku makan....
tidak...
jawab lantang pengemis pinggiran pintu kebebasan
lebih baik aku mencium bokong sapi dari pada aku harus mencium bokong mu...
keringat ku adalah tiang dari tegak nya tiang bendera...
sedang oceh mu... adalah busuk akan diri mu...
yang setiap kali keluar nada dari congor mu hanya virus h1n10...
saat panas menciutkan jiwa
mereka menggerogoti luka..
saat lapar tengah memecah sadar nya
cium bokong ku
kata seseorang yang sedang mengisap cerutu
bila kalian ingin kan setangkai anggur yang sedang ku makan....
tidak...
jawab lantang pengemis pinggiran pintu kebebasan
lebih baik aku mencium bokong sapi dari pada aku harus mencium bokong mu...
keringat ku adalah tiang dari tegak nya tiang bendera...
sedang oceh mu... adalah busuk akan diri mu...
yang setiap kali keluar nada dari congor mu hanya virus h1n10...
#4
aku tak pernah paham dengan apa yang kurasakan sekarang pada mu....
karna aku tak pernah sadar nyatanya aku terbawa masuk ke dalam nya...
apa yang aku ingin kan sekarang pun aku masih saja tidak mengerti
karna itu berjalan tanpa aku tuntun...
dia hanya menunjukkan tentang mu.
dan kemudian seperti ini kejadian nya...
kita tak pernah melihat siapa diri kita sebelum nya
yang kita tau, kita hanya ingin mengukir
coretan-coretan kecil untuk kita pada nantinya
mungkin kita bisa akan menyatu
namun bila itu tak tepat waktu
kita berpisah tanpa ada yang saling menghina
karna cinta yang kita jalani tak layaknya barang mewah dalam sebuah etalase pertokoan
terjual bebas, kemudian bila bosan
kita buang dengan sejuta dendam keluar dari sudut kotornya....
karna aku tak pernah sadar nyatanya aku terbawa masuk ke dalam nya...
apa yang aku ingin kan sekarang pun aku masih saja tidak mengerti
karna itu berjalan tanpa aku tuntun...
dia hanya menunjukkan tentang mu.
dan kemudian seperti ini kejadian nya...
kita tak pernah melihat siapa diri kita sebelum nya
yang kita tau, kita hanya ingin mengukir
coretan-coretan kecil untuk kita pada nantinya
mungkin kita bisa akan menyatu
namun bila itu tak tepat waktu
kita berpisah tanpa ada yang saling menghina
karna cinta yang kita jalani tak layaknya barang mewah dalam sebuah etalase pertokoan
terjual bebas, kemudian bila bosan
kita buang dengan sejuta dendam keluar dari sudut kotornya....
Label:
pelangi di sore hari,
puisi,
tentang cinta
Langganan:
Postingan (Atom)