Jumat, 01 Oktober 2010

bersandiwara

selamat malam semuanya, selamat bergabung kembali dan selamat menikmati hidangan kampung yang sudah teremar pengaruh kota(alay), semoga dalam bacaan kali ini kalian semua akan muak membacanya, karna kata-kata yang tertera terlalu sinetron banget.
dalam perjalanan kali ini kalian harus menyediakan beberapa kantong kresek kecil yang berguna untuk menampung muntah kalian, beberapa telor busuk yang nantinya berguna untuk menimpuk layar monitor bila kalian merasa jijik dengan bacaan ini. dan yang terpenting... pastikan kalian berada di dekat WC(TOILET) karna berguna bila kalian muntah gag berenti" dan munkin tiba" perut kalian akan merasa mules"....


bagaimana dengan persyaratan nya apa sudah kalian siapkan? dan apa kalian juga sudah berada di dekat TOILET dan memastikan TOILET itu sedang kosong?????

bila sudah siap, silahkan kalian menggerutu akan tulisan bobrok yang keluar dari imajinasi orang bodoh...



sayang...., maaf aku tak seperti orang lain yang dapat bermesraan di depan umum, dan maafkan aku pula yang menyembunyikan hubungan kita, karna aku takut para pemburu berita akan mengincar kita nantinya. biarkan kita jalani begini saja ya sayang, karna lebih nikmat kita seperti ini di banding kita publikasikan hubungan kita, sedang menikah pun tak kunjung datang.

ya untuk kamu sayang, saya berusahan tak layaknya artis yang selalu super sibuk untuk menyelesaikan skrip-skrip naskah dan shoting kejar tayang...karna bila nanti waktunya, aku ingin menghabiskan seluruh waktu senja ku selalu berada di samping mu sambil melihat anak-anak kita bermain....

sayang, kamu tak risih kan bila nyatanya aku tak bisa mengabari mu setiap hari dan setiap detik, semoga perjalanan yang kamu hadapi sekarang akan menjadi bekal kelak bila kita sudah berumah tangga dan aku yang harus meninggalkan mu sendiri dengan sang buah hati di rumah karna banyak hal yang harus aku urus di luar kota sana.

semoga saja sayang....

doa ku selalu untuk mu, dan setiap iringan syair-syair pujian pada ILLAHI selalu ku selipkan untuk kesehatan dan ketegaran hati mu....

dan sayang sekali lagi aku ingin meminta maaf, bila di luar sana nama mu tak pernah aku sebutkan, melainkan aku selalu menyebutkan sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga mereka.

karna satu hal yang aku tak mau mereka tau, yaitu tentang kamu. wanita terhebat yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anak ku... mungkin 2 tahun lagi kita akan bersandiwara seperti ini, dan kelak bila hari itu datang kita akan kejutkan mereka dengan kenyataan yang sebenarnya....


teruntuk : sayang.....

maaf kalo postingan kali ini lebih lebai dari yang sebelum nya, dan membuat mata kalian menjadi sakit membacanya, ini cuma salah satu permintaan dari seseorang yang sedang menikmati kehidupannya di sana. 
dan maafkan juga, sekali lagi saya minta maaf untuk wanita terhebat, kalo sampai saat ini inisial kamu tak bisa di publikasikan, karna seperti yang tertera di atas, biarkan kita bermain dalam sandiwara. sampai saatnya saya akan ungkap inisial sebenarnya tentang dia....



sajak BODONG(BOcah2 DONGo)

imajinsai bermain di atas gubuk derita
saat lapar menerjang tak tentu arah
meluluh lantahkan keyakinan serta kepercayaan

dari balik tangis terdengar seorang tertawa riang
entah sedang memikirkan apa
atau entah sedang berbuat apa.
sementara yang terpenjara adalah diri yang penuh dengan semua kecaman akan hidup

di dunia semua menjadi nyata
saat mata di paksa melihat tontonan yang selalu mengumbar jaji semata
di ladang tandus semua menjadi kaktus
saat diri terjerumus dalam lobang kakus

dua bocah saling membunuh
memperebutkan donat di genggaman.
sementara di sebuah istana dewa sedang berjudi
bertaruh, budak-budak mana yang akan segera mati

meja pertempuran diisi para tamtama
si beri manak banyak, kemudian di kirim ke ladang pertempuran
demi bela negara, demi tahta sang saka, juga demi harga diri bangsa
namun sementara mereka ternyata sedang asik melucuti baju, anak istri perwira

ini mungkin hanya gambaran yang di buat seorang anak kecil
yang sedang berimajinasi tentang sangsaka yang kini berwarna pucat
pudar, karna terhina dan di beraki oleh para cukong, dan makelar

di sini kami hanya bisa menggambarkan.
tanpa berani berkoar dan bertindak, karna kami bukan lah bidak-bidak catur
yang mudah di atur kemudian saling benturkan kepala
karna kami hanya orang-orang bodoh yang suka menghina
menghina akan kepintaran yang di miliki para sarjana-sarjana BODONG yang sedang asik duduk di meja kekuasaan