Rabu, 07 Juli 2010

sajak ENTAH

aku tadi terantuk batu
dan jidat ku berdarah
mengapa bisa batu menghalangi langkah ku?
sedang aku sudah bersusah payah untuk menghindar sana dan sini

lalu sosok datang dengan gembolan di pundaknya
di turunkan gembolan dari tubuhnya
tanpa ku pinta dia mengobati kepala ku yang terus mengucurkan air berwarna merah

siapa wahai sosok yang berdiri di hadapan ku
tangan mu hangat penuh dengan keikhlasan
dari mana kamu datang?
utusan dari langitkah, atau memang kau tak sengaja berjalan di hadapan ku

baik diri mu tak sebaik baju yang kau kenakan
namun apalah arti akan sebuah kemewahan
bila busuk meradang dimana-mana

lihat sapi saja tak sakit bermain di lumpur
malah dia bisa memberi sumber nutrisi bagi yang membutuhkan
sedang lihat harimau yang sering mengobrak-abrik ladang petani
sering mati terburu kemudian di kuliti

sajak di sini untuk embun yang membelai kaki-kaki mungil balita
mengokohkan tulang sehingga dapat berjalan dan kemudian berlari

dimana rumah sang burung hantu
dia bertengger di dahan sini kemudian pergi ke kutub utara
apa tikus di sini terlalu lihai untuk kamu tangkap?

kepakkan sayap mu cinta
hujamkan busur tepat di hati kami
tepat di dalam rongga yang tak pernah melakukan kedustaan
agar hari menjadi merah jambu, agar damai tak berlalu dengan cepat dari gubuk kami

permainan kata (sajak kosong)

kertas di meja kantor ku semakin tak tentu arah nya
entah siapa yang mengacak-acak
entah siapa yang membuka paksa berangkas

mengapa kalian mencuri?
sedang setiap pagi sudah ku sediakan ikan asin di meja makan
jejak di sini hitam
seperti tapak sepatu namun ada sidik jari

oh mungkin kalian mencuri untuk membeli sepatu baru
biarlah...
asal jangan jabatan kami
dan jiwa kami saja yang kalian curi

bisa-bisanya ayam melolongkan raungan serigala
tersendak katanya ketika sedang berteriak
sedang kutu loncat tak pernah mau pergi dari tubuhnya
tapi yang hebatnya telur yang dia keluarkan tetap saja putih

menggolak air dalam wajan
tercium bau gosong dari jiwa yang tersengat panas ketika sedang mengantarkan surat
melangkah mundur...
sedang menoleh maju???