Kamis, 29 Juli 2010

berbisik untuk ibu pertiwi

di bawah tiang bendera
di antara balutan jasa dan prahara
dalam pusaran suatu roda
tentang poros yang berwajah sama

di balik bingkisan luka
tentang merdeka dan mereka
di buang kedalam nista
kemudian menjadi bingkai nyata

bisikan dalam tangis sang saka
mengajak langkah ibu pertiwi
menuju makam para pemberani
mengibarkan bendera setengah tiang

asin langkah menjadi pasti
semakin busuk menunggu di kuliti
karna kita telah banyak mencaci
dan sering kali mengotori

menangis bayi dalam dekapan mimpi
kemudian di usir karna di sini sudah tak ada nasi
ladang konspirasi menjadi lebih menjadi
saat menindas dengan topeng berwajah ibu pertiwi

satu lagi sajak tentang apa yang terjadi
ketika sang merah putih menyambangi perkarangan rumah
ketika kaki para pejuang merasakan perihnya busur dan amunisi
saat kembali bercucuran bendera dengan darah
darah dari pertikaian kekuasanaan semata

Rabu, 28 Juli 2010

ini bukan sajak merdeka

kepala pak tani pusing uy, badan juga panas dingin. tapi pengen nulis. jadi maaf ya kalo tulisan pak tani amburadul
tadi ada yang datang n bilang tanggal 1 agustus tampilin puisi ya di acara. duh pak tani berharap aja semoga bisa cepet sembuh. n sebenernya bingung mau nampilin puisi apa di acara mereka...

ini bukan sajak merdeka

lembayung senja berlarian
menyapa langkah yang mulai meredup
dalam saung kita berbicara
semua yang menjadi bingkai dan tragedi adalah nuansa

kala ini tak ada yang istimewa
saat ini tak ada yang berharga
ketika kini tak ada gambaran bahagia
malam ini hanya ada tangan dalam lembar sejarah

apa yang terjadi?
saat suasana memerah
apa yang terbungkam?
saat garuda merengek manja

merah
putih
hitam
kelabu

merdeka
bebas
terbebas

terbelenggu
mati

tameng soekarno sekarang menjadi laskar judi
wajah soeharto terbalut bingkisan tragedi
raut wajah habiebie di tendang ke meja pertempuran
sosok megawati terbalut kerudung politik

dalam tiang banyak yang tergantung
atau sengajakah di gantungkan
agar menjadi belatung
kemudian di makam kan

banyak kasus terbelit di usus
tak terusut memang karna disengaja
biar yang kecil menjadi lebih kerdil
dan yang besar menjadi keras kepala

dulu nadi kita menumpahkan darah yang sama
meneriakkan kabar gembira saat sangsaka berhasil di kibarkan

kini garuda menjadi jargon dalam lambang togel
pancasila menjadi falsafah para pemburu harta karun
dan merah putih menjadi popok si pemimpin ideologi

(lagu indonesia tanah air beta)
seraya berlarian anak-anak kecil meneriakkan lantang kemerdekaan

merdeka kah kami yang memasang sangsaka di depan rumah
merdeka kah petani ketika panen di hargai murah
merdeka kah politikus saat mempermulus kasus
merdeka kah para penerus bangsa saat harus mengenyam pendidikan di balik dinding rapuh
merdeka kah para sarjana saat ijasahnya di gade untuk membeli makan
merdeka kah tni saat bertempur saat konspirasi sedang meninggi
merdeka kah guru saat terlilit hutang rentenir
merdeka kah burung garuda saat mengepakkan sayapnya
merdeka kah sangsaka saat berkibar tertiup angin

merdeka kah kita
saat kata merdeka menyambangi raga

Selasa, 27 Juli 2010

bingkain kematian

deras arus jaman
menghanyutkan yang lemah ke pusara
liukan kain harap di setiap aliran sungai
menuju ke tumpuan akan kematian

tak peduli itu gembel
atau juga yang pemilik tahta di dunia
toh semua kan merasakan juga
apa yang ada akan menjadi bingkai

bingkai sejarah yang terukir manja
tak tertulis dalam koran
namun tersirat dalam lembar in memoriam
kematian adalah jawaban

derap debu di setiap menit
selalu membawa kabar tentang siapa saja yang menemukan ajalnya

dia berkuasa
namun tidak pada saatnya
dia seorang buta
namun tidak pada saatnya
dia adalah ulama
namun tidak pada waktunya
dia seorang ibu muda
namun tidak pada perjalanannya
dia pemberi jasa
namun sirna ketika datang ajalnya

kematian
pikirkan akan waktu kematian
karna kita nanti mutlak akan pasti menyambangi liang itu
liang saat kita sendiri
tanpa ada yang menemani
tanpa ada yang bisa kita sogok untuk tak di eksekusi

kematian
nisan darah dan noda tanah
akan membalut dan menjadi tanda itu tempat kita

Senin, 26 Juli 2010

sajak MERAH

berdiri di balik tiang luka
terkubur bersama dengan apa yang ada
biarkan makam menganga
supaya cacing lebih mudah menyambangi tubuh di sana

di atas nisan burung bangkai memantau
apa ada lagi korban yang akan di kuliti
karna cakarnya baru saja terasah gerinda

amis daging kematian semakin kental
ketika perang terjadi di meja diskusi
ketika seorang pengemis meminta jatah makan nya yang di curi
saat petani meminta cangkulnya kembali

jangan tutup mata wahai dewa
kenakan saja dasi dan kemeja mewah mu
lalu apa kamu merasakan belatung yang lambat laun menyambangi setiap rongga hati?
dan kemudian kamu juga akan menjadi babu
karna tak seharusnya tangan dan otak mu berliuk dalam resah jutaan kepala
yang setiap detiknya di hantamkan pada kerasnya ban buldoser

merah
merah
merah
merah

ini sajak merah
yang terukir dalam saung gelisah

dering berbunyi dari dalam lubang kecoa
mengundang para semut dan rayap untuk berkumpul
ternyata siasat dan ulik mengulik sedang terjadi di sana

untuk mengatur siasat memecahkan gerbang bertameng garuda

katanya kutu-kutu telah banyak hinggap di sayapnya
katanya kakinya terantai oleh segitiga bermata satu
katanya kepalanya sudah di tutup masker agar tak dapat melihat jalan
katanya matanya telah tertutup kolera sehingga tak dapat lagi memantau sekitar

0

malam dimana bisik jangkrik?
yang biasanya menyambangi kediaman rumah ku
di sini telah aku sugukan beribu cerita
yang biasanya aku lontarkan padanya

bulan mengapa kamu lebih sering tenggelam?
padahal waktu belum menunjukkan tengah malam
sedang mimpiku tergantung padamu
bila kamu pergi maka musnah pula mimpi ku

kemarin wanita memelukku
mendekap ku dan tak ingin lepas dalam rebahan dadaku
namun ketika ayam jantan datang menyapa para kunang-kunang
mengapa dia sudah tak lagi berada dalam sisi ku

yah memang tak mudah menangkap kupu-kupu
ku biarkan dia datang
ku mendekat dia pun lari
ah terlalu lebai saja setiap baris yang ku kenakan
mungkin otak ku telah tersengat bisa ular
sehingga liukan jari-jemari kini makin saja tak tentu dan tak layak untuk di pandang

Minggu, 25 Juli 2010

oh sajak

berharap sejenak melepas lelah
dalam bisik resah akan putaran waktu
setiap detik terus di pacu
memeriksa denyut jantung yang semakin lemah

dalam ruang sajak lirih terganti
akan perjuangan dan sajak yang semakin sepi
kini menghilang
kemudian timbul dalam kelam

di sini desir mengukir
ukir tangisan akan kesendirian
dimana bentuk yang menjadi harap?
ribuan kilo tak temukan jawaban

goyahkan hati dengan sajak illahi
dalam sujud mencumbu bibir takdir
berharap terang menyambangi kediaman
yang semakin sunyi karna kesendirian

Jumat, 23 Juli 2010

sajak linglung

batang ilalang dalam renung
lirih nada di balik irama
tentang yang meminta dan yang menghina
pecahkan saja pembuluh darah di sini

pecahkan dan keluarkan semua urat yang melekat

riang sapi bergumul dalam kubangan
mencari kutu-kutu menghilangkan terik mentari

ini langkah tuyul berjenggot tebal
mencari betina karna uang telah ludas masuk dalam berangkas
ingin membuka namun tak kuat linggis
bom saja biar semua menjadi hancur tanpa sisa
biar arwah disana juga dapat menikmati uang dalam jarahan

dalam senja kita tertawa
di balik senja kita saling menghujam
saat senja kita akan terbuka mata
ketika senja kita mati dan binasa karna kerakusan bak tikus dalam lubang

Kamis, 22 Juli 2010

jangan bertanya

wajah ku hitam
mimpi ku terantuk batu
langkah ku mati
nafasku beku

hidup dalam lorong
menyalakan cahaya dalam terang
menggali liang lahat
mati dalam lamunan hidup

sajak kebencian tapi ingin

maaf bila pak tani menjadi orang sibuk dan jarang sekali ol.... makanya jarang banget berkunjung ke rumah sobat bloger yang lain...
kali ini pak tani akan memostingkan kembali sajak cinta...

ketika ku ukir sebuah karya yaitu nama mu
saat ku nanti suatu masa
dan itu senyum mu
yang dapat membuatku tenang
tak lain hanya kabar dari sebuah pesan
bahwa kau hadiahkan pelangi pada mimpi malam

langkah yang ku tapak menjadi pasti
saat kamu hadiahkan rangkaian kata-kata
satu tanya dalam ruang
apa kamu tenang dengan sajak ku?
aku pernah buak kamu tak tenang
namun itu dulu
ketika topeng berwajah setan aku kenakan
tapi apa kini kamu telah tau siapa aku?
sehingga banyak rangkaian yang menjadi detik waktu

bisik jangkrik dalam nada sajak
dia bawa keindahan sebenarnya tentang kamu
yang tak banyak orang yang tau
bahwa sebenarnya dirimu keikhlasan tulus
bagi orang yang telah bisa mengenal mu

di sini bila tangan mu menunjuk ke arah rumah mu
akan ku ikuti panggilannya
karna ku ingin mengenal sosok di ujung sana
sosok yang ku cari tuk jadi ibu dari buah hati ku kelak


ok F bila kamu mau bermain, mari sekarang kita mulai permainan dan jangan salahkan saya yang tiba-tiba menjadi seorang yang berbeda dan mungkin mengganggap kamu tak ada. semoga sajak ini terakhir yang ku beri untuk mengganggu hari-hari mu. tapi yakin lah suatu saat kamu pasti akan mencari dimana aku berada. terimakasih F kamu telah memperkenalkan diri mu, walau nyatanya kita tak akan bisa menjadi utuh. maaf bukan nya aku sombong tapi aku telah muak dengan segala permainan yang kita mainkan.

Senin, 19 Juli 2010

aku ingin kamu

mungkin aku butuh cinta
tapi aku tak butuh sajak cinta

tolong belai aku sayang
tuangkan senyum dalam gelas di depan mu
tambah sedikit kecup mesra sayang
agar tambah mesra lilin dalam jamuan

dekap aku dengan apa yang kamu bisa
biarkan tangan saling bersanding dalam waktu mesra
dan bila esok kan tiba waktunya
aku akan hiasi jemari mu dengan cincin dari batang bunga

tolong sentuh hatiku pelangi
rasakan degup berbeda kala ini
degup yang entah dari mana datangnya kali ini

mungkin ini rangkaian basi
tapi sebenarnya tulus dari dalam hati
dari alunan pancuran imajinasi
tentang rangkaian waktu yang akan membawa kita pada janji suci

rangkain ini kutujukan untuk F yang masih saja menjadi mimpi di setiap malam ku, semoga kalau kelak waktunya kita akan bisa bersama. merasakan senja dan mengajak anak kita menikmati keindahan langit sore ketika kunang" berlarian di taman. cinta ku memang tak pernah kamu jawab. tapi tak apalah cinta tak selamanya harus bersama, dengan merangkai kata-kata untuk mu saja saya sudah merasa senang. karna aku yakin sebenarnya kamu juga tau apa maksud dan tujuan ku.

Jumat, 16 Juli 2010

sajak BINGKAI BOHONG

detik-detik kematian dalam lorong
lorong dengan sejuta tengkorak di setiap dinding
penuh darah dan kebencian yang membara
terpahat akan adegan dan tragedi tentang apa yang bukan sebenarnya

mati saja
binasa saja

katakan bahwa waktu akan membawa kita
menuju tempat yang sebenar-benarnya adalah pengadilan
tentang yang benar akan menjadi benar
dan yang salah akan segera dihukum akan kesalahan nya

menangis tangan dengan kepalan darah
bergejolak otak dengan resahan pemikiran

buang janin bayi dari rahim ibu muda
lemparkan perdebatan dengan tendangan sepatu baja
patahkan angan dari mimpi bocah
dan letupkan geranat dari jiwa yang tertindas

bebaskan
merdekakan
terbangkan
singkirkan

lalu bungkam mereka dalam lubang yang takkan pernah menjadi saksi
karna yang berkuasa di bumi hanya sesuatu yang tak pasti

sketsa tentang pak tani
lembayung tentang para tni
permainan politik imajinasi
dan terjangan bocah dari sisi roda

karna topeng akan menjadi sejarah dan jaya pada masanya
sedang bingkai hanya hiasan di balik papan nisan yang sebenarnya berbicara

Kamis, 15 Juli 2010

petani

padi menguning
anai-anai menari
langkah semakin pasti menyusuri jalan setapak
pagi buta kami telah ada di ladang
membawa senyum untuk mentari yang telah bangunkan mimpi kami

suara lengking gendang
mengajak kaki untuk berdendang
menyanyikan lagu kesayangan
sambil tangan tak henti bergoyang

hari kini panen
panen besar setelah kita harus berpuasa selama 6 bulan lamanya
mungkin kami akan bisa memakan sisa beras pemberian majikan
setelah sekian lama cacing di jejali umbi jalar dan ketela

di tengah petak persegi bertumpuk butir-butir energi
yang baru saja kami pangkas dari batang-batang
karung-karung siap untuk kami isi
lalu pergi ke kota agar mereka tak mati
karna energi baru akan di sajikan di lapak jajakan

cacing dalam perut kami mungkin hari ini pun akan tertawa riang
sementara.... hanya sementara... dan bukan untuk jangka waktu yang lama...
karna mungkin selama 6 bulan kedepan cacing dalam tubuh kami harus kembali bersedih
melihat kawan-kawan nya mati karna tak banyak masuk gizi di dalam nya

sementara istana megah di sebrang gubuk sana
dengan puas dan tak berprasaan menjatuhkan kantung berisi nasi sembarangan

Rabu, 14 Juli 2010

sajak RESAH

otak ku sedang buntu
kekanan terantuk pintu
kekiri terhadang tembok

tak sanggup bersembunyi dalam gelisah
tak dapat melihat akan segala resah

diriku mati dalam asa
asa dengan sejuta kata-kata yang tak dapat meledak

bagaimana hidup dalam tumpukan jerami?
atau apa tau rasanya gelap dalam lubang semut?

di sini resah sedang menggelayuti tak henti
bak bisul ingin pecah namun belum cukup umur untuk di pecahkan

diriku tak sanggup berdiri
di ruangan yang berukuran 1 x 1 meter
mencari celah
hanya ada ledekan kura-kura

dimana letak bebas sebenarnya
tidak seperti burung dalam sangkar
tidak seperti raja hutan dalam kandang kebun binatang

kursi goyang miliku rapuh di makan rayap
tak dapat aku kenakan dan tak mungkin aku bersandar padanya
walau hanya dengan waktu sedetik merasakan kebasan angin

Selasa, 13 Juli 2010

sajak TAK INGIN MEMILIH

aku di hadang oleh kanyataan
antara memilih dan wajib untuk menjalani
lalu apa bedanya kalau begitu?
nada pemaksaan menyambangi ku berkali-kali
tidak hanya lewat telpon ku, namun telah hadir juga di meja kerja ku

memang hidup adalah pilihan
namun bukan sekarang dan seperti ini pilihan yang ku inginkan

entah lah dalam perjalanan saja kita selalu di hadapi oleh beberapa tikungan
dan pilihannya hanya kanan dan kiri
tak bisa kita memilih selain itu

ah belum sempat tubuh ini menikamati sepoi angin di atas bale-bale bambu
nyatanya telah di suruh bergegas dan kembali membuka apa yang ada di hadapan

boleh aku meminta?
tolong tutup kembali layar di depan, dan buang saja isi koper yang kau bawa
karna aku bila di izinkan tak akan memilih apa yang telah kalian tentukan

karna jiwaku dan seluruh tentangku sebenarnya sudah tertanam di sini
di kota kembang yang selalu menyapaku dengan jerit kupu-kupu di setiap paginya

Senin, 12 Juli 2010

sajak PENJUAL DIRI

menangis bayi dengan empeng di mulutnya
memecah bising ricuh pergolakan malam
memekakan telinga kita yang sedang sibuk bercumbu
di antara kasur lusuh dan balutan selimut

mungkin lapar atau basah popoknya
sehingga gelisah mengusik mimpinya
dalam rasa yang sebentar lagi tinggi
terpaksa kita kembali kenakan pakaian

sayang aku lupa kenakan BH
ketika ku tetei' dia
wajahnya seperti enggan menghisap susu yang keluar dari putingku
mungkin karna tercemar aroma rokok saat kau juga menete' tadi

aah terpaksa aku harus ke warung sebelah
membeli susu sachset untuk sang buah hati
namun nyatanya disana para peronda sedang berjudi
dan aku pun lupa tak membawa lembar pengganti susu bayi
aah masih ada diri yang bisa di ganti dengan susu bayi
kujajakan untuk kedua kali diri demi sang buah hati
agar ia kembali bisa bermimpi malam ini
tanpa harus tahu bagaimana ibunya tadi

sajak EMOSI

ketika pola pikir di rasuki emosi
tak ada lagi malaikat datang pada diri
setan selalu membisiki
untuk terus menghujam dan mencaci

hal salah kita lakukan
bisikan akan kebenaran diabaikan

hujan batu dimana-mana
topeng berpakaian negara tak sanggup menghadang

tak henti deru ambulan disini
datang dan berlari lagi
dengan membawa jiwa yang berlumuran darah

ini salah siapa?
ini harus di tuntaskan
begitu perdebatan dalam berjuta lembaran media

mudah mulut berbicara
karna benar adanya lidah tak bertulang
ringan telunjuk mengacung dan menunjuk
karna urat tidaklah teraliri raga bersih

tapi coba tanya pada diri
akan apa yang telah membuat kita membenci
berperang kemudian kawan dan lawan mati
apa kita puas akan ini
akan setan yang kita bebaskan hidup pada diri

Minggu, 11 Juli 2010

sajak SURAT CINTA

selama bepergian kemarin pak tani sempet menulis di buku yang biasa pak tani bawa. dan ini hasil tulisan pak tani

pertama sajak SURAT CINTA

sayang kini aku telah jauh dari mu
tempat ku pun tak seorang yang tahu
sayang bagaimana keberadaan mu
apa masih ada tentang aku di mimpimu

tadi aku pergi ke pantai
menulis sajak dan mengukir nama mu di tepian
saat sore ketika sunset
sajak ku terhapus buih gelombang

sayang ku ukir lagi lukisan indah wajah mu
ku ukir di pohon besar tempat ku berteduh
indah dan manis lukisan disana
bertanda semoga yang kita rasa tetap akan tumbuh
namun sayang seminggu kemudian pohon itu tumbang
karna akan di bikin jalur jalan utama katanya

kini sayang kisah kita aku ukir di kertas buram
lembaran yang biasa menyambangi dirimu setiap minggunya
namuan ketika hujan mengguyur berhari-hari
gubuk ku banjir dan menghanyutkan juga lembaran buram tentang kita

ya sayang ada keraguan dan juga bimbang yang besar
aku ukir di sisi pantai, terhapus gelombang
ku lukis di pohon, di tebang marka jalan
aku rangkai di lembar buram, hanyut terbawa banjir

namun sayang ku coba hal yang baru
ku kembali merangkai satu persatu huruf abjad tentang diri mu
kini tak di tepian pantai
tidak juga di pohon
dan bukan lagi di lembar buram

apa kamu tau sayang ku rangkai nama mu dimana?
tidak sayang, tidak seperti jawaban mu dalam telpon tadi
tapi huruf abjad tentang nama mu ku ukir di sini
tepat di hati ku sayang
agar nama mu akan tetap melekat
dan tak akan tumbang di tebas gergaji
agar tak terhapus oleh ombak
agar tak hilang di makan banjir

dan sekarang pak tani akan mulai BW lagi...
salam hangat dari pak tani

Sabtu, 10 Juli 2010

ungkapan maaf pak tani

maaf sahabat bloger semua yang telah mengunjungi saya dan yang sudah koment di blog saya, saya belum sempat untuk mengunjungi balik kalian, karna entah mengapa saya sedang dalam posisi yang sedang kacau dan kalut, dan maaf juga bila tulisan saya yang selama ini di postingin sangat amburadul jadinya dan sering membuat sakit mata kalian. jadi sekali lagi saya mohon maaf.
alasan saya menjadi kacau
1. ladang pak tani sedang terkena hama wereng, dan belum ada pembasmi hama yang ampuh
2. sapi-sapi pak tani sudah tak bisa di perah lagi tenaganga karna terkena amstrak

dan saya berjanji mungkin setelah ini semua berlalu pak tani akan kembali lagi berladang dan mengunjungi sahabat lagi.

salam hangat dan sukses selalu.

Jumat, 09 Juli 2010

sajak HIJAU

pak tua dimana ada tempat air terjun di sini
yang alam nya masih asri
dan air nya jernih
karna sudah ber mil-mil saya berjalan mengapa hanya sampah yang selalu terlihat
apa hijau kini sudah berubah menjadi lautan sampah?
sampah dari busuknya hati
sampah dari kejamnya imajinasi
sampah dari perdaulatan emosi
dan sampah dari sisa makanan yang telah basi

pak tua saya sedang berbicara pada mu
bukan pada binatang
atau pun ilalang yang senang bergoyang-goyang.

bicara pak tua
jangan hanya bungkam kemudian mengeluarkan air mata

ah tidak sayang ternyata kita terhimpit oleh bait-bait dari kata-kata
dari teriakan lantang saat bus kota menyusuri jalan raya
dari jeritan kancil yang terjerat di ladang petani

ini mataku belum lah buta
penciuman ku belum lah tersumbat influensa
pendengaran ku juga belum lah tuli

yah hijau ku
berubah kuning
menjadi hitam
daun pun selalu berguguran

Rabu, 07 Juli 2010

sajak ENTAH

aku tadi terantuk batu
dan jidat ku berdarah
mengapa bisa batu menghalangi langkah ku?
sedang aku sudah bersusah payah untuk menghindar sana dan sini

lalu sosok datang dengan gembolan di pundaknya
di turunkan gembolan dari tubuhnya
tanpa ku pinta dia mengobati kepala ku yang terus mengucurkan air berwarna merah

siapa wahai sosok yang berdiri di hadapan ku
tangan mu hangat penuh dengan keikhlasan
dari mana kamu datang?
utusan dari langitkah, atau memang kau tak sengaja berjalan di hadapan ku

baik diri mu tak sebaik baju yang kau kenakan
namun apalah arti akan sebuah kemewahan
bila busuk meradang dimana-mana

lihat sapi saja tak sakit bermain di lumpur
malah dia bisa memberi sumber nutrisi bagi yang membutuhkan
sedang lihat harimau yang sering mengobrak-abrik ladang petani
sering mati terburu kemudian di kuliti

sajak di sini untuk embun yang membelai kaki-kaki mungil balita
mengokohkan tulang sehingga dapat berjalan dan kemudian berlari

dimana rumah sang burung hantu
dia bertengger di dahan sini kemudian pergi ke kutub utara
apa tikus di sini terlalu lihai untuk kamu tangkap?

kepakkan sayap mu cinta
hujamkan busur tepat di hati kami
tepat di dalam rongga yang tak pernah melakukan kedustaan
agar hari menjadi merah jambu, agar damai tak berlalu dengan cepat dari gubuk kami

permainan kata (sajak kosong)

kertas di meja kantor ku semakin tak tentu arah nya
entah siapa yang mengacak-acak
entah siapa yang membuka paksa berangkas

mengapa kalian mencuri?
sedang setiap pagi sudah ku sediakan ikan asin di meja makan
jejak di sini hitam
seperti tapak sepatu namun ada sidik jari

oh mungkin kalian mencuri untuk membeli sepatu baru
biarlah...
asal jangan jabatan kami
dan jiwa kami saja yang kalian curi

bisa-bisanya ayam melolongkan raungan serigala
tersendak katanya ketika sedang berteriak
sedang kutu loncat tak pernah mau pergi dari tubuhnya
tapi yang hebatnya telur yang dia keluarkan tetap saja putih

menggolak air dalam wajan
tercium bau gosong dari jiwa yang tersengat panas ketika sedang mengantarkan surat
melangkah mundur...
sedang menoleh maju???

Selasa, 06 Juli 2010

dear LOVE

waktu berbisik pada ku
pelan-pelan dan sedikit ragu
ini cerita tentang aku dan kamu

waktu berkata pada ku
saat kau kibaskan senyum terindah mu
kala senja kala dua warna saling berpadu

terjebak kita dalam gejolak yang berbeda
aku terpikat akan senyum mu
sedang kamu terpesona akan rangkaian kunang-kunang di jajaran sampan

warna hitam menepuk kita untuk segera terbangun dari perjalanan
karna gelap akan segera hadir
akan mengundang bulan dan bintang-bintang menari
tapi tak di sini
mungkin di lain kesempatan saat kita akan kembali pada saat seperti ini

Senin, 05 Juli 2010

sedang tak ada ide (tulisan kacau)

di sini ladang kami
yang kau acak" karna nuansa jiwa mu sedang kalut
terantuk batu
terpendam dalam penjara

di ujung pandang ada riak air mengalir
di tengah ladang gersang
di tihang lolong-lolong binatang

menari di titian
memainkan jemari juga imajinasi
terdiam bukan berarti mati
bersembunyi bukan berarti tak kuat lagi

lihat semut terjebak dalam gelas
gelas buram berisi lendir dari tenggorokkan
warna nya mulai memudar
seperti juga paras sang pemilik yang mulai tak tampakkan sinar

Minggu, 04 Juli 2010

sajak PEMBARINGAN

tak ada tulisan menarik malam ini. maafkan pak tani yang sekarang makin jarang mengunjungi blog sobat-sobat semua. dan maafkan pula pak tani yang sekarang menjadi jiwa yang semakin menyendiri..
tak ada untaian yang bermain di dalam imajinasi pak tani, karna hanya bisa terdiam, dan lalu kemudian kembali terdiam.

diriku duduk di samping pembaringan
di samping tubuh yang membengkak karna racun jarum suntik mengaliri seluruh tubuhnya
diriku terpaku di samping pembaringan
melafalkan ayat suci dan tak henti berzikir
diriku terdiam di samping pembaringan
menahan butiran yang ingin tumpah namun akhirnya tak terbendung lagi

jemariku bermain di antara tubuh di atas pembaringan
karna entah ingin berbuat apa aku di sana
paku menancap di tubuh ku
tak ingin bergegas atau memalingkan sejenak

pandangku tak henti melihat wajahnya
matanya yang mencoba untuk terbuka
namun berat sepertinya untuk terbuka

jiwaku ku taruh bersama tubuh di pembaringan
ikut merasakan apa yang sedang dia rasakan
sajak ku tergores di selimut pembaringan
saat jiwa di sana membukakan mata dan melempar senyum untuk ku

doa ku untuk tubuh di atas pembaringan
semoga engkau lekas sembuh dan kita bisa kembali tertawa atau melempar kata-kata lagi saat senja..

love u nenek...
cepet sembuh ya...

Sabtu, 03 Juli 2010

surat untuk NENEK

terjerembak dalam dua pilihan
pada posisi lain saya harus tampil dalam pementasaN, dan di sisi lainnya saya mendapat kabar duka, bahwa nenek tercinta sedang di rawat dan di opname di salah satu rumah sakit di jakarta.
mau ikut acara yang satu atau lekas pergi ke rumah sakit, sedang jarak yang lainnya berbeda.
pementasan ada di bandung, sedang nenek di rawat di jakarta....
tadi setelah dapat telpon dari keluarga entah mengapa badan saya langsung gemeteran dan kepala mendadak pusing.
oh TUHAN kenapa kok seperti terulang kembali tragedi masa lalu, saat sang bunda menjalani perawatan di rumah sakit?
yupz.... bingung memilih dan hanya terdiam dengan sejuta pandangan kosong.

tidak aku harus bergegas, dan aku harus segera beranjak dari sini. karna aku tak ingin sesuatu yang tak di inginkan terjadi.

ini persimpangan dan permainan hal antara PENTING, SANGAT PENTING dan DI PENTINGKAN.
saya harus memilih yang mana. karna semuanya merupakan desakan yang sama, namun mungkin kadarnya saja yang sedikit berbeda.
pengertian PENTING (menurut pak tani): hal yang di buat atau di atur sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang tak bisa di elakkan.
pengertian SANGAT PENTING (menurut pak tani): biasanya hal ini tidak di jadwalkan sebelum nya. dan mendadak satu hal yang mendesak merangsak masuk sehingga kita menganggap hal tersebut menjadi penting dan harus segera kita lakukan.
pengertian DI PENTINGKAN (menurut pak tani): nah biasanya pak tani selalu mengambil keputusan ini dalam segala hal. karna di sini terdapat banyak orang yang terlibat di dalam nya dalam memainkan dan mengatur suatu acara atau jadwal. karna memang benar adanya pak tani selalu mementingkan teater atau menulis puisi di banding dengan hal lain di luar sana. dan hal ini kadarnya melebihi PENTING dan SANGAT PENTING. dan biasanya ini merupakan jadwal rutin yang biasa kita jalani. dan kita sangat menghargai dan sayang akan jadwal atau kegiatan penting tersebut.

namun saat ini pak tani tak akan memilih hal ini, walau pak tani sudah berjanji pada sang penyelenggara acara untuk dapat tampil dalam even mereka.
tapi maaf saudara-saudara saya tak bisa mengabaikan hal yang satu ini, karna ini menyangkut masalah keluarga, dan jangan anggap pak tani berubah. ok sebelum nya kalian sering melihat pak tani menyingkirkan masalah keluarga dalam pengambilan keputusan. namun saat ini, hal yang paling di pentingkan oleh pak tani adalah harus segera datang ke rumah sakit dan memberi kecupan mesra untuk nenek tercinta....

satu doa untuk mu
untuk sosok yang sekarang sedang dalam masa perawatan intensif
satu harap untuk jiwa di sana
semoga tidak ada penyelewengan norma di sana

doa tak ku lantun kan memang untuk mu
tapi hati ku yang terus berucap akan hal terbaik untuk mu.
gerakkan kaki mu wahai tubuh dalam pembaringan
agar kami tau kamu telah siuman

beri kami senyum cantik yang biasa kau umbar
agar bidadari di sini tak tegang dan terus meneteskan air mata

kemarin kau berjanji pada ku
akan memberi ku belaian mesra dengan sejuta dekapan sayang
namun mengapa kini kau tak lemparkan senyum saat ku datang.

alat pemacu terus saja menggerayangi tubuh mu
di tambah ini
tambah itu
lalu ini
lalu itu..
kemudian bagian tubuh mana lagi yang bisa ku dekap bila semua terpasang di tubuh mu...

dan kemudian aku berbisik
nenek ini jari "mpie"
dan di sini biasanya nene aliri kasih sayang tulus saat "mpie" kecil dulu
nene ini hati "mpie"
dan di sini tempat nene hidup sampai kapan pun itu..

sajak AMBURADUL

tak ada maksud apa-apa
ku hanya ingin berdiam diri saja
menjauh dari kerumunan masa
mengasingkan diri pada ruang yang sebenarnya adalah pasti

jangan paksa aku untuk menggigit jari dan memangkas kuku
juga jangan coba untuk menilai penampilan ku

karna urusan mu sebenarnya lebih pelik
di banding harus memikirkan gerak gerik ku

ini bukan masalah cinta yang selalu kita bicarakan sebelum nya
dan ini juga bukan masalah hasrat untuk bersetubu di siang bolong
tapi ini tentang moral mu
moral dia, moral kita dan moral mereka

dimana ketika martabat sering di selewengkan dan di kukus menjadi martabak coklat kacang
di makan kemudian di bungkus lalu mejadi bingkisan manis
terhimpit bungkusan adonan, pelastik dan kardus kecil
yang hanya di hargai 5.000 rupiah saja

kemana lari jiwa sinting yang sering nangkring di sisi jalan?
apa dia sudah meminum air comberan?
atau dia sedang bercinta dengan kodok sawah di tengah jalan dan lalu mati tertabrak...

biarkan anak kecil bermain dan berlarian dengan riang
jangan peksa dia untuk mengepalkan tangan
dan meninju sang mentari dengan dengus yang tak henti-henti...

aku ingin keindahan
kami ingin kebebasan
mereka ingin makan
dalam ruang yang tak lagi di obrak-abrik tentunya....

Jumat, 02 Juli 2010

sajak RANGKAIAN RAJUTAN KAIN MERAH PUTIH KU KINI

aduh sebentar lagi mau nyambut hari kemerdekaan..
ayo kibarkan benderanya sayang
segera pasang di pagar depan rumah
biarkan semangat kita ikut berkibar bersama merah putih....

oh ya semalem ada yang dateng ke pak tani, dia bilang minta tolong buatin puisi tentang kemerdekaan, walah pak tani bingung mau nulis apa, dan mau merangkai apa... jadi bingung sendiri... tapi jangan di hina ya kalo tulisan nya jelek...

RANGKAIAN RAJUTAN KAIN MERAH PUTIH KU KINI

berlarian seorang anak dengan beberapa orang kawan nya
menyusuri pematang sawah
membawa batang-batang lidi
meneriakkan dan terus berlari...

sebagian darinya ada yang menyanyikan lagu kebangsaan
sebagian yang lain mengibarkan bendera plastik yang ia temui di tempat pembuangan akhir sampah..
sementara yang satu nya mengepalkan tangan dan memainkan jari jempolnya
seraya berteriak...
merdeka...............
merdeka...............
merdeka...............
merdeka...............

bersemangat, dan sangat bersemangat terlihatnya.
tapi coba perhatikan lebih jelas akan acungan tangan yang sedikit tegang itu
dia acungkan tangan menampar langit kemudian dia jatuhkan lagi...
seraya berkata...
mer...de...ka....
mer...de...ka...
mer...de...ka...

(arah gerakan jempol menunjuk keatas lalu di balikkan arahnya)

sebagian teman nya menggelengkan kepala
sebagian yang lain mengacungkan jari tengah nya
sambil menunjuk ke tanah
dan berteriak
"ini tanah pertiwi yang lahir dari bambu runcing dan pertumpahan darah kakek buyut ku dulu"

kini...
sekarang...
nanti...
saat malam...
ketika pagi....

kami mati karna perjuangan telah berubah menjadi pertempuran busuk
harusnya ku suruh kalian berziarah kemakan pejuang
agar dapat melihat seberapa kuat bambu runcing tertanam di sana
dan seberapa kokoh dulu derap langkah saat geranat menyambangi tikar tempat mereka rebahan

bahkan butir peluru yang sekarang sering meledak
bukan untuk berjuang atau membela negara
namun hanya untuk permainan logika yang tak pernah masuk akal

indonesia tanah air beta
pusaka abadi nan jaya
indonesia sejak dulu kala
slalu di puja-puja bangsa...

di sana tanah lahir beta
di buai di besarkan bunda
tempat berlindung di hari tua
tempat akhir menutup mata......
"syair yang jarang kita lantunkan"

Kamis, 01 Juli 2010

sajak LAMPU MERAH

satu lagi tontonan menarik
membuat seluruh kepala tak ingin lepas pandangannya
sang bocah dengan ingus yang melulu jatuh
tak tertampung oleh baju nya yang semakin kumel oleh ingus nya

kain bendera tergantung di tiang jemuran
sedang kutang dan celana dalam di jemur di tiang bendera
ada apa dengan sang pemilik pemikiran di rumah sana?
apa dia anggap dia telah merdeka?
atau dia sedang gila dengan sejuta tanda tanya yang tak henti mampir di otak nya

lampu jalan menunjukkan warna merah
bertanda harus berhenti dan menginjak rem dalam-dalam
karna di depan ada pak polisi yang sedang bermain judi dengan para pemburu berita

sedang pemain parade topeng monyet tak henti menabuh kan gendang nya...
menyuruh monyet-monyetnya menghibur agar pikiran tak terlalu penat

aku lihat
aku dengar
tapi aku tak dapat rasakan
arah mana dan tujuan apa yang sedang berjalan di sini

apa benar ini jalan menuju gedung proklamasi
tidak kata pengemis tua dengan kaki pura-pura pincang
ini jalan menuju kuburan yang telah kita gali sendiri

alamak....
pantas saja para pembuat nisan sedang sibuk menyiapkan semen dan papan
ternyata di sini telah banyak orang yang mati karna otak nya terkena virus ideologi

kepak sang burung dara terhenti
bukan karna tertembak juga bukan karna dia lelah
namun dia telah lupa bagaimana caranya mengepakkan sayap nya.
ku belikan dia VCD bajakan caranya terbang
namun karna terlalu pintar
di tabraknya sebuah pesawat dengan bokong terlebih dahulu menghantam badan pesawat..

lari semut kecil dari sarang nya
sambil membawa tisu yang penuh dengan cairan sperma..
di makan nya otak yang seharusnya tumbuh dalam rahim wanita..
tapi apa daya
semut butuh makan dan benih anak telah mati dalam kantung kecil rasa strawbery

hah....
lega aku ketika air masuk dalam tenggorokan..
tapi tak berapa lama tubuh ini menciut.
otak mengerdil
dan jari jemari menjadi tanah...

ternyata kini waktunya aku mati
dalam persimpangan
saat lampu jalan berwarna merah

TUHAN tubuh ini akan kembali padamu
menyerahkan apa saja yang kau minta nanti
dan menerima imbalan dari apa saja yang telah kami perbuat selama ini