Kamis, 28 Oktober 2010

ketika doa

jangkrik-jangkrik bernyanyi di tepian zaman
ketika ucapan berubah menjadi doa
seperti gemericik hujan yang basuh raga
melenggangkan harapan dari tumpuan badan

sedikit harap hilang di meja jamuan
begitu juga dengan nyala lilin di ujung sumbu
menjadi butir-butir indah beterbangan
yang di hadiahkan kunang-kunang saat diri meragu

satu pinta akan kehidupan yang layak
tak terkabul dari tubuh mungil yang semakin mengering
bukan dunia ini adalah ladang tandus tak pernah di sapa hujan?
tapi ada pakaian yang lebih layak dari pada nikmat dunia
yang bersifat kekal pada waktunya
ketika kita dapat bertegur sapa dengan pencipta
tanpa ada batasan di hadapan

Rabu, 27 Oktober 2010

DITUNGGANGI

aroma liang lahat di ujung misiu
berkeliaran bebas tanpa melihat sekitar
pecahkan amarah
muntahkan darah dari tubuh-tubuh tak berdosa

berjuta malaikat pencabut nyawa
bertameng helm baja berdiri tegak menebar pesona
menunggu aba-aba dari sang kusir di kursi kerajaan
melenyapkan nyawa terpisah dengan raga

satu tontonan menarik ketika setan menunggangi jiwa
otak, akal dan hati di belenggu menuju tarian pesta
pesta dajal berlakon penguasa
memeras rakyat untuk dapat menceboki mereka

dalang menari dengan segelas anggur di tangan
para wanita ditiduri dengan perasan susu sembarang
bocah-bocah di tembak mati agar tak berkicau
derap langkah terpatri di depan gerbang pintu makam.

Senin, 25 Oktober 2010

dalam waktu

putaran roda mengejar langkah waktu
menuju dimensi antara rangkaian mimpi
membeli ketulusan hati memburu raga yang lebih tinggi
dalam ruang nuansa memancarkan pesona
dalam wujud yang berusaha jadi nyata

mahkota di atas kepala bertengger mesra
dan sejuta gerak telunjuk mengarah acak
menjadi tragedi terkubur di sungai musi
di gerus gelombang saat kapal angkuh memecah tenang

liukan awan-awan saat senja menjelang
diikuti sapa mesra malaikat pencabut nyawa
mata melihat, mulut tak sanggup berucap
mengecap taubat telah menginjak-injak semut dan rayap

dalam relung waktu terukir bingkai kehidupan
tertumpu tingkah pola yang menjadi wacana
akan cambuk juga siksa para terdakwa
di hadapan sang pemilik dunia dan raga.

Sabtu, 23 Oktober 2010

derap

dawai-dawai nada kehidupan
terangkum dalam barisan lamunan senja
di tepian rinihan sajak
dari lantunan langkah terseok

baris demi baris kalimat terlampaui
mendewasakan yang hidup di dunia

kepulan asap kejenuhan tersulut
tergantung di tembok-tembok ratapan

berada sejengkal dari cahaya
merubah gelap yang dibutakan mata
meraba dengan seksama
menyentuh ajal di pelupuk mata

jangan pernah menjadi kayu bakar
menghanguskan semuda dengan lahap
berusahalah menjadi obor
menerangi jalan setapak yang pasti mengantar ke tujuan

Selasa, 19 Oktober 2010

tertunduk

dimensi mimpi mengalir di ladang emosi
tangan membasuh air mata
dari gemericik hujan yang turun di sela-sela mata
membawa satu petanda nada yang sedang bergentayangan

rasa di belenggu di antara
wangi bunga terhendus dalam jiwa
dalam raga terpancar satu pesona
dari insan yang terhimpit dunia

Minggu, 17 Oktober 2010

waktu malam di anyer

dan aku kembali terperangkap dalam permainan waktu
kala bibir tipis mu melantunkan nada merdu
menyapa hati dengan gerakan menggoda
dan mencumbu harapan yang lama aku tinggalkan

dalam elegi tentang rasa
mungkin kita bak obor di tengah padang ilalang
menjadi terang di sekitar
namun tumpah menjadi api dan membakar segala

menikmati rasa yang telah lama hanyut
terbawa lumbung jiwa menuju satu penjara raga
ini permainan rasa yang kita ukir di tepian pantai
yang kemudian hanyut karna botol terbawa arus menuju ke tengah

kita lepaskan semua rasa dari beringin dunia
berguguran bak daun jati di musim semi
pecah ruah menumpahkan segala curahan tentang kebebasan
kemudian kembali berlayar karna layar tlah menunggu

Rabu, 13 Oktober 2010

slogan

awalnya kita adalah sama
dari tulang rusuk adam dan hawa
namun karna bumi harus berevolusi
akhirnya kita membedakan diri

tapi sebenarnya kita masih satu rumpun
tanah yang sama, juga air susu yang sama pula

mengapa kita tak saling mengeratkan tangan?
berjabatan dan melangkah beriringan...
tak ada satu agamapun yang inginkan perpecahan
injil, taurat, zabur dan alquran pun mensiratkan tentang perdamaian

tercipta teknologi hanya menjadi ladang konspirasi
membunuh dan meracuni berniat mengurangi populasi
sedang slogan besar di jalan utama berkata cerdas
tentang penggunaan kondom juga KB
namun nyatanya rencana tak sesuai perhitungan di atas kertas
sampai akhirnya kita bak kutu-kutu yang di pitas
bom bardir sana sini untuk mengurangi populitas

Senin, 11 Oktober 2010

bisik alam

layar berkembang di samudra lepas
burung-burung camar panik dari balik sarang
penyu-penyu berlarian ke pesisir
lumba-lumba sibuk selamatkan jutaan jiwa

laut berteriak, menyapu pencuri ikan
gunung-gungung muntah, semburkan lahar panas ke kota-kota
hutan dan dedaunan marah
menimbun mereka dengan lumpur segar

mari kita bertafakur
menyadari keegoisan yang tak kunjung usai
mungkin mereka sedang berkata
"sudahi semua dan sisakan kami untuk anak cucumu kelak"

resapi bisikan dedaunan yang sedang melantunkan doa
coba kita bersatu dengan alam
dan hargai mereka sebagai ciptaan TUHAN

Jumat, 08 Oktober 2010

LANGKAH

kematian adalah bagian dari hidup
sedang waktu merupakan bagian akan perjalanan
kawan, saudara dan lawan adalah bumbu peemainan
dan pengalaman bekal, yang akan menjadi cerita anak cucu kelak

jangan pernah melamun akan putaran roda
nikmati sayup-sayuo angin yang menyapa diri
sebida mungkin basuh diri dengan senyum dan kasih sayang
agar tak terlalu cepat kulit mengkertu dan menyesal ajal cepat datang

berusahalah menjadi setitik cahaya untuk sekitar
yang berguna untuk mencerahkan jalan setapak dalam remang
berusahalah menciptakan senyum di manapun
walau susah dan gundah gulana sedang menerpa...

Rabu, 06 Oktober 2010

ana hanyalah sebuah lukisan

dan aku pun tak pernah berharap kamu datang
walau sering bersembunyi dalam bayang
sebenarnya aku tak inginkan akan waktu itu
saat mata kita saling beradu pandang

suguhan hidangan dalam pesta
juga ajakan kamu untuk berdansa
tak seromantis alur yang sebenarnya

kita bersandiwara
saling menyakiti karna perasaan yang kita dustai
aku enggan berada di samping mu
begitu juga kamu yang pura" tersenyum mengobati lara

ana....begitu orang menyebut mu
lalu ketika aku berada di lorong
orang lain kembali memanggilmu dengan sebutan lisa
bak sebuah lukisan di dinding istana
ayu dan rupawan, namun dengan lembaran duniawi mereka dapat membelinya
di jadikan suguhan para raja
juga sebagai penobatan agar segala negosiasi menjadi lancar.


Senin, 04 Oktober 2010

lentera

beri kesempatan aku untuk menjadi lentera
menerangkan sedikit ruangan mu yang di landa gelap

biarkan dia tertidur dengan pulas
karna kelak dia akan kembali berjalan untuk dapat menjadi cahaya

saat lembayung senja
saat semua amarah padam dan pulang pada peraduan
biarkan aku menjadi cahaya dalam lentera
menerangi sediit ruangan dalam diri mu
dan mencoba menuntun arah yang sebenarnya

Minggu, 03 Oktober 2010

pengembara

untuk postingan kali ini pak tani tak ingin panjang lebar lagi, pak tani hanya ingin berbagi sedikit foto tentang pementasan musialisasi puisi dengan judul PENGEMBARA, bertempat di cimahi pada tanggal 03 oktober 2010

mungin lebih enak nya liat langsung di

sini

Jumat, 01 Oktober 2010

bersandiwara

selamat malam semuanya, selamat bergabung kembali dan selamat menikmati hidangan kampung yang sudah teremar pengaruh kota(alay), semoga dalam bacaan kali ini kalian semua akan muak membacanya, karna kata-kata yang tertera terlalu sinetron banget.
dalam perjalanan kali ini kalian harus menyediakan beberapa kantong kresek kecil yang berguna untuk menampung muntah kalian, beberapa telor busuk yang nantinya berguna untuk menimpuk layar monitor bila kalian merasa jijik dengan bacaan ini. dan yang terpenting... pastikan kalian berada di dekat WC(TOILET) karna berguna bila kalian muntah gag berenti" dan munkin tiba" perut kalian akan merasa mules"....


bagaimana dengan persyaratan nya apa sudah kalian siapkan? dan apa kalian juga sudah berada di dekat TOILET dan memastikan TOILET itu sedang kosong?????

bila sudah siap, silahkan kalian menggerutu akan tulisan bobrok yang keluar dari imajinasi orang bodoh...



sayang...., maaf aku tak seperti orang lain yang dapat bermesraan di depan umum, dan maafkan aku pula yang menyembunyikan hubungan kita, karna aku takut para pemburu berita akan mengincar kita nantinya. biarkan kita jalani begini saja ya sayang, karna lebih nikmat kita seperti ini di banding kita publikasikan hubungan kita, sedang menikah pun tak kunjung datang.

ya untuk kamu sayang, saya berusahan tak layaknya artis yang selalu super sibuk untuk menyelesaikan skrip-skrip naskah dan shoting kejar tayang...karna bila nanti waktunya, aku ingin menghabiskan seluruh waktu senja ku selalu berada di samping mu sambil melihat anak-anak kita bermain....

sayang, kamu tak risih kan bila nyatanya aku tak bisa mengabari mu setiap hari dan setiap detik, semoga perjalanan yang kamu hadapi sekarang akan menjadi bekal kelak bila kita sudah berumah tangga dan aku yang harus meninggalkan mu sendiri dengan sang buah hati di rumah karna banyak hal yang harus aku urus di luar kota sana.

semoga saja sayang....

doa ku selalu untuk mu, dan setiap iringan syair-syair pujian pada ILLAHI selalu ku selipkan untuk kesehatan dan ketegaran hati mu....

dan sayang sekali lagi aku ingin meminta maaf, bila di luar sana nama mu tak pernah aku sebutkan, melainkan aku selalu menyebutkan sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga mereka.

karna satu hal yang aku tak mau mereka tau, yaitu tentang kamu. wanita terhebat yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anak ku... mungkin 2 tahun lagi kita akan bersandiwara seperti ini, dan kelak bila hari itu datang kita akan kejutkan mereka dengan kenyataan yang sebenarnya....


teruntuk : sayang.....

maaf kalo postingan kali ini lebih lebai dari yang sebelum nya, dan membuat mata kalian menjadi sakit membacanya, ini cuma salah satu permintaan dari seseorang yang sedang menikmati kehidupannya di sana. 
dan maafkan juga, sekali lagi saya minta maaf untuk wanita terhebat, kalo sampai saat ini inisial kamu tak bisa di publikasikan, karna seperti yang tertera di atas, biarkan kita bermain dalam sandiwara. sampai saatnya saya akan ungkap inisial sebenarnya tentang dia....



sajak BODONG(BOcah2 DONGo)

imajinsai bermain di atas gubuk derita
saat lapar menerjang tak tentu arah
meluluh lantahkan keyakinan serta kepercayaan

dari balik tangis terdengar seorang tertawa riang
entah sedang memikirkan apa
atau entah sedang berbuat apa.
sementara yang terpenjara adalah diri yang penuh dengan semua kecaman akan hidup

di dunia semua menjadi nyata
saat mata di paksa melihat tontonan yang selalu mengumbar jaji semata
di ladang tandus semua menjadi kaktus
saat diri terjerumus dalam lobang kakus

dua bocah saling membunuh
memperebutkan donat di genggaman.
sementara di sebuah istana dewa sedang berjudi
bertaruh, budak-budak mana yang akan segera mati

meja pertempuran diisi para tamtama
si beri manak banyak, kemudian di kirim ke ladang pertempuran
demi bela negara, demi tahta sang saka, juga demi harga diri bangsa
namun sementara mereka ternyata sedang asik melucuti baju, anak istri perwira

ini mungkin hanya gambaran yang di buat seorang anak kecil
yang sedang berimajinasi tentang sangsaka yang kini berwarna pucat
pudar, karna terhina dan di beraki oleh para cukong, dan makelar

di sini kami hanya bisa menggambarkan.
tanpa berani berkoar dan bertindak, karna kami bukan lah bidak-bidak catur
yang mudah di atur kemudian saling benturkan kepala
karna kami hanya orang-orang bodoh yang suka menghina
menghina akan kepintaran yang di miliki para sarjana-sarjana BODONG yang sedang asik duduk di meja kekuasaan