Rabu, 28 Juli 2010

ini bukan sajak merdeka

kepala pak tani pusing uy, badan juga panas dingin. tapi pengen nulis. jadi maaf ya kalo tulisan pak tani amburadul
tadi ada yang datang n bilang tanggal 1 agustus tampilin puisi ya di acara. duh pak tani berharap aja semoga bisa cepet sembuh. n sebenernya bingung mau nampilin puisi apa di acara mereka...

ini bukan sajak merdeka

lembayung senja berlarian
menyapa langkah yang mulai meredup
dalam saung kita berbicara
semua yang menjadi bingkai dan tragedi adalah nuansa

kala ini tak ada yang istimewa
saat ini tak ada yang berharga
ketika kini tak ada gambaran bahagia
malam ini hanya ada tangan dalam lembar sejarah

apa yang terjadi?
saat suasana memerah
apa yang terbungkam?
saat garuda merengek manja

merah
putih
hitam
kelabu

merdeka
bebas
terbebas

terbelenggu
mati

tameng soekarno sekarang menjadi laskar judi
wajah soeharto terbalut bingkisan tragedi
raut wajah habiebie di tendang ke meja pertempuran
sosok megawati terbalut kerudung politik

dalam tiang banyak yang tergantung
atau sengajakah di gantungkan
agar menjadi belatung
kemudian di makam kan

banyak kasus terbelit di usus
tak terusut memang karna disengaja
biar yang kecil menjadi lebih kerdil
dan yang besar menjadi keras kepala

dulu nadi kita menumpahkan darah yang sama
meneriakkan kabar gembira saat sangsaka berhasil di kibarkan

kini garuda menjadi jargon dalam lambang togel
pancasila menjadi falsafah para pemburu harta karun
dan merah putih menjadi popok si pemimpin ideologi

(lagu indonesia tanah air beta)
seraya berlarian anak-anak kecil meneriakkan lantang kemerdekaan

merdeka kah kami yang memasang sangsaka di depan rumah
merdeka kah petani ketika panen di hargai murah
merdeka kah politikus saat mempermulus kasus
merdeka kah para penerus bangsa saat harus mengenyam pendidikan di balik dinding rapuh
merdeka kah para sarjana saat ijasahnya di gade untuk membeli makan
merdeka kah tni saat bertempur saat konspirasi sedang meninggi
merdeka kah guru saat terlilit hutang rentenir
merdeka kah burung garuda saat mengepakkan sayapnya
merdeka kah sangsaka saat berkibar tertiup angin

merdeka kah kita
saat kata merdeka menyambangi raga