Senin, 03 Mei 2010

nama ku 'no name'

nama ku adalah no name

mengapa demikian?
kenapa kok no name?
lalu apa orang tua mu tak memberi mu nama?
duh kamu orang aneh
punya nama tapi tak berani menyebutkan nama mu?

no name....
atau .....
tanpa nama....

bukannya aku tak mempunyai nama....
namun sering kali aku terjatuh ketika sedang mengartikan nama ku

mungkin tak salah bila ada tulisan yang menyebutkan
"apalah arti sebuah nama"

tanpa di tunjang dengan hidup yang mewarnai namanya....

jadi aku kali ini
nama ku adalah no name

yang masih ku kais sinarnya
yang bertebaran di antara tumpukan jerami di gubuk pengembala

walau mungkin kalian selalu memanggilku dengan berbagai macam sebutan yang kalian tahu
itu hanyalah kamuflase tentang diriku
yang tak pernah henti membawa topeng ku kemana pun aku pergi....

jadi untuk detik ini dan untuk waktu yang tak di tentukan

aku masih memiliki nama dengan sebutan 'no name'
yang masih bertengger manis di bahu kanan dan kiri ku
yang mungkin akan berubah suatu saat
dengan sebutan 'my name is................'

......makna.......

segelas kopi atau sepotong roti?
pertanyaan yang aku anjurkan waktu itu
ketika malam menjemput embun di tengah padang ilalang
waktu ketika mata jemari menusuk kebekuan bisik jangkrik
yang riuh ramai menyanyikan nyanyian sendu
atau nyanyian pesta untuk bulan indah bulat

mereka...dijalan...menuju...neraka...
bisik lirih sumbang yang engkau ucapkan

masih sunyi dengan kepedihan yang melekat di balik otak mu

kami...bisu...tapi...bukan...batu....

dengan memegang erat belati yang berkarat karna lumuran darah yang tak pernah kau hapus dari sisi"nya

ada apa sang pengembara?
ada apa dengan perjalanan mu kali ini?
apa taring serigala menancap teramat dalam ke hati mu?
yang membuat mu tersayat
sehingga berkata pun terbata"?

mungkin kamu butuh ini...

sehelai kain untuk menutup lukamu
agar tak keluar teramat deras darah dari tubuh mu....

terimakasih....demi darah yang mengalir di diriku....kini ku anggap kamu sebagai saudaraku....dan jangan sungkan memanggilku bila kamu butuh aku...demi lumparan kecil namun penuh keikhlasan yang engkau berikan....

jauh dalah hati sang monyet berkata

mungkin saat kita sedang berjalan" santai, saat ingin berangkat sekolah, ketika sedang di jalan ingin ke kampus, atau saat kita sedang bersiul" sendiri saat ingin ke rumah sang kekasih.
saat kita melintasi jalan" ibu kota jawa barat, tepatnya bandung. mungkin kita sering sekali melihat dua orang atau lebih dengan sang monyet yang setia melenggang dan berjoget atas permintaan sang majikannnya yang sering kita lihat di setiap rambu lampu merah jalan raya....

tapi dalam hati saya, saya selalu berfikir.

sebenernya alangkah mulia sekali sang penjajak jasa di sana.
di saat orang" sedang penat dengan waktu yang selalu berlari mengejar mereka, ternyata di suguhkan beberapa detik hiburan menarik....

tapi yang selalu jadi pertanyaan besar saya apa dia juga menjalan kan hal yang sama dengan apa yang iya ajarkan ke monyet nya?

mungkin hanya sang monyet dan rekan monyet yang tau akan siapa sang pawang atau majikannya, apakah dia juga monyet. atau monyet yang bertingkah seperti manusia????

ini hanya pertanyaan di balik hayalan yang terlalu jauh membumbung tinggi di balik balutan hitam serat" urat dan bulu" hitam

pernah saya melihat. ketika sang majikannya menyuruh sang monyet untuk menjalan kan salah satu perintah dalam salah aturan ajaran agama sambil sang majikkan menyodorkan sajadah kecil dan juga peci
itu pun dengan cara di lemparkan, apa selayak itu seharusnya?

tapi karna sang monyet yang sangat bersyukur telah di pelihara dan di besarkan oleh sang majikkan, dia tanpa segan untuk melakukan nya...tapi tunggu dulu...kenapa wajah sang monyet waktu itu berubah menjadi murung ketika dia sedang bersujud????
apa mungkin dia memang sedang benar" berdoa????

tidak....aku tak dapat mendengar apa yang ada dalam jeritan yang tersembunyi sanggat jauh di dalam hati sang monyet....andai aku bisa mendengarkan apa pinta sang monyet ketika itu...

tapi sudah lah karna lampu sudah menunjukkan tanda aku untuk segera kembali fokus pada kuda besi ku dan kembali fokus pada jalan dan debu" yang setia menyapa tubuh ku...

dan keesokan hari nya pada waktu yang tak berbeda dengan waktu" sebelum nya...

kembali aku sedikit tersenyum dan tertawa dengan tingkah sang monyet ketika itu..
tapi kali ini dia menatap ku dengan gambaran yang berbeda, ada apa dengan nya.. sepertinya sang monyet memberi tanda tapi apa itu????

ketika ku terdiam, tanpa tersadar hati kecil ku berbicara, seperti sedang berinteraksi dengan sang makhluk kecil berekor...

saat itu memang terdengan riuh suara riung kenalpot dan musik pengiring sang monyet....

sang majikan kembali melemparkan sajadah kecil dan pici milik sang monyet, dan seperti biasanya sang monyet dengan lekas menjalankan apa yang di perintahkan sang majikan....

tapi kali ini berbeda...
karna ketika sang monyet sedang bersujud....interaksi itu semakin kuat, dan terdengar suara sedih yang entah dari mana itu datang nya....

begini suaranya
"ya tuhan wahai pencipta langit dan bumi, dan pemilik jagad raya, sesungguhnya saya ingin sekali berbicara dan bertegur sapa pada mereka, semoga mereka meniru apa yang saya kerjakan ketika ini, dan semoga mereka tidak akan lalai akan segala kenikmatan yang telah engkau berikan...dan yang paling utama....bila nanti waktunya tiba, tolong jangan kamu biarkan majikan saya yang telah mengajarkan saya bagaimana caranya bersyukur kepadamu ini masuk ke dalam tempat yang paling engkau benci karna tingkah lakunya dia. walau dia hanya bisa mengajarkan kepada saya tanpa bisa dia menjalankan apa yang dia ajarkan pada saya...tapi pinta ku sebagai makhluk mu tuhan......tetap jagala dia, seperti layak nya dia telah menjaga saya saat ini...."

subhanallah.....

jauh di dalam lubuk hati sang monyet...walau dia selalu di pekerjakan sedemikian tapi dia masih memikirkan akan hari akhir sang majikan, tanpa iya pikirkan hal apa yang telah majikkan nya lakukan padanya....

percaya lah....apapun itu kalo kita berfikir positif dan selalu bersyukur akan segala karunia-Nya kita takkan pernah merasa kurang dan hina....
dan dari hal apa pun itu bahkan yang paling kotor, kita dapat mengambil hikmahnya....


tapi inget jangan percaya sama sang penulis...karna tidak ada hukum nya untuk "percaya dan taat pada sang penulis"