Senin, 26 Juli 2010

sajak MERAH

berdiri di balik tiang luka
terkubur bersama dengan apa yang ada
biarkan makam menganga
supaya cacing lebih mudah menyambangi tubuh di sana

di atas nisan burung bangkai memantau
apa ada lagi korban yang akan di kuliti
karna cakarnya baru saja terasah gerinda

amis daging kematian semakin kental
ketika perang terjadi di meja diskusi
ketika seorang pengemis meminta jatah makan nya yang di curi
saat petani meminta cangkulnya kembali

jangan tutup mata wahai dewa
kenakan saja dasi dan kemeja mewah mu
lalu apa kamu merasakan belatung yang lambat laun menyambangi setiap rongga hati?
dan kemudian kamu juga akan menjadi babu
karna tak seharusnya tangan dan otak mu berliuk dalam resah jutaan kepala
yang setiap detiknya di hantamkan pada kerasnya ban buldoser

merah
merah
merah
merah

ini sajak merah
yang terukir dalam saung gelisah

dering berbunyi dari dalam lubang kecoa
mengundang para semut dan rayap untuk berkumpul
ternyata siasat dan ulik mengulik sedang terjadi di sana

untuk mengatur siasat memecahkan gerbang bertameng garuda

katanya kutu-kutu telah banyak hinggap di sayapnya
katanya kakinya terantai oleh segitiga bermata satu
katanya kepalanya sudah di tutup masker agar tak dapat melihat jalan
katanya matanya telah tertutup kolera sehingga tak dapat lagi memantau sekitar

0

malam dimana bisik jangkrik?
yang biasanya menyambangi kediaman rumah ku
di sini telah aku sugukan beribu cerita
yang biasanya aku lontarkan padanya

bulan mengapa kamu lebih sering tenggelam?
padahal waktu belum menunjukkan tengah malam
sedang mimpiku tergantung padamu
bila kamu pergi maka musnah pula mimpi ku

kemarin wanita memelukku
mendekap ku dan tak ingin lepas dalam rebahan dadaku
namun ketika ayam jantan datang menyapa para kunang-kunang
mengapa dia sudah tak lagi berada dalam sisi ku

yah memang tak mudah menangkap kupu-kupu
ku biarkan dia datang
ku mendekat dia pun lari
ah terlalu lebai saja setiap baris yang ku kenakan
mungkin otak ku telah tersengat bisa ular
sehingga liukan jari-jemari kini makin saja tak tentu dan tak layak untuk di pandang