Kamis, 29 Juli 2010

berbisik untuk ibu pertiwi

di bawah tiang bendera
di antara balutan jasa dan prahara
dalam pusaran suatu roda
tentang poros yang berwajah sama

di balik bingkisan luka
tentang merdeka dan mereka
di buang kedalam nista
kemudian menjadi bingkai nyata

bisikan dalam tangis sang saka
mengajak langkah ibu pertiwi
menuju makam para pemberani
mengibarkan bendera setengah tiang

asin langkah menjadi pasti
semakin busuk menunggu di kuliti
karna kita telah banyak mencaci
dan sering kali mengotori

menangis bayi dalam dekapan mimpi
kemudian di usir karna di sini sudah tak ada nasi
ladang konspirasi menjadi lebih menjadi
saat menindas dengan topeng berwajah ibu pertiwi

satu lagi sajak tentang apa yang terjadi
ketika sang merah putih menyambangi perkarangan rumah
ketika kaki para pejuang merasakan perihnya busur dan amunisi
saat kembali bercucuran bendera dengan darah
darah dari pertikaian kekuasanaan semata