Jumat, 02 Juli 2010

sajak RANGKAIAN RAJUTAN KAIN MERAH PUTIH KU KINI

aduh sebentar lagi mau nyambut hari kemerdekaan..
ayo kibarkan benderanya sayang
segera pasang di pagar depan rumah
biarkan semangat kita ikut berkibar bersama merah putih....

oh ya semalem ada yang dateng ke pak tani, dia bilang minta tolong buatin puisi tentang kemerdekaan, walah pak tani bingung mau nulis apa, dan mau merangkai apa... jadi bingung sendiri... tapi jangan di hina ya kalo tulisan nya jelek...

RANGKAIAN RAJUTAN KAIN MERAH PUTIH KU KINI

berlarian seorang anak dengan beberapa orang kawan nya
menyusuri pematang sawah
membawa batang-batang lidi
meneriakkan dan terus berlari...

sebagian darinya ada yang menyanyikan lagu kebangsaan
sebagian yang lain mengibarkan bendera plastik yang ia temui di tempat pembuangan akhir sampah..
sementara yang satu nya mengepalkan tangan dan memainkan jari jempolnya
seraya berteriak...
merdeka...............
merdeka...............
merdeka...............
merdeka...............

bersemangat, dan sangat bersemangat terlihatnya.
tapi coba perhatikan lebih jelas akan acungan tangan yang sedikit tegang itu
dia acungkan tangan menampar langit kemudian dia jatuhkan lagi...
seraya berkata...
mer...de...ka....
mer...de...ka...
mer...de...ka...

(arah gerakan jempol menunjuk keatas lalu di balikkan arahnya)

sebagian teman nya menggelengkan kepala
sebagian yang lain mengacungkan jari tengah nya
sambil menunjuk ke tanah
dan berteriak
"ini tanah pertiwi yang lahir dari bambu runcing dan pertumpahan darah kakek buyut ku dulu"

kini...
sekarang...
nanti...
saat malam...
ketika pagi....

kami mati karna perjuangan telah berubah menjadi pertempuran busuk
harusnya ku suruh kalian berziarah kemakan pejuang
agar dapat melihat seberapa kuat bambu runcing tertanam di sana
dan seberapa kokoh dulu derap langkah saat geranat menyambangi tikar tempat mereka rebahan

bahkan butir peluru yang sekarang sering meledak
bukan untuk berjuang atau membela negara
namun hanya untuk permainan logika yang tak pernah masuk akal

indonesia tanah air beta
pusaka abadi nan jaya
indonesia sejak dulu kala
slalu di puja-puja bangsa...

di sana tanah lahir beta
di buai di besarkan bunda
tempat berlindung di hari tua
tempat akhir menutup mata......
"syair yang jarang kita lantunkan"