Kamis, 26 Agustus 2010

sajak SIAPA

satu harap dalam sajak
usang di terjang lintingan pengepul mimpi
lajang telanjang di atas ranjang
betina bertingkah seperti tak merasa berdosa

satu lagi jeritan air ketuban yang pecah
mengabarkan pada dunia bahwa di sini telah terlahir satu nama baru
tubuh ringan belum lah berdosa
yang kemudian akan di tempa menjadi hitam, merah, abu-abu, atau bahkan tak berwarna

lalu sang pemilik mengintip pasti
melihat para kumpulan gembala yang sedang berjudi
mempertaruhkan apa?
harta di dunia katanya
kejayaan di depan publik pikirnya
keindahan rumah megah, harap nya

sedang sang gembel dengan nada termalu-malu berkata
"mencari keridoan illahi yang lebih pasti tentunya"

"alah rengek gembel yang haus akan darah, jangan lah kalian dengarkan"
raung serigala dengan seonggok daging di mulutnya

mewah mu tak seindah kemewahan yang kami miliki
indah mu tak kekal di akhirat nanti
dan diri mu akan menjadi kayu bakar nanti

sajak ACAK

langkah ku ke belakang
tatapan ku ada di samping kanan dan kiri
harapan ku tergantung di tiang jemuran
harga diri ku terboyong sajak jalanan

putaran roda dalam lorong kebebasan
butuh cahaya untuk dapat melihat dunia
sedang gelap tak henti menggoda di pelupuk mata

buku di sini semakin lusuh
tapi tak urungkan makna yang tersirat di dalam nya
bahkan bungkus kacang goreng pun berlabel sebuah ijazah