putaran roda mengejar langkah waktu
menuju dimensi antara rangkaian mimpi
membeli ketulusan hati memburu raga yang lebih tinggi
dalam ruang nuansa memancarkan pesona
dalam wujud yang berusaha jadi nyata
mahkota di atas kepala bertengger mesra
dan sejuta gerak telunjuk mengarah acak
menjadi tragedi terkubur di sungai musi
di gerus gelombang saat kapal angkuh memecah tenang
liukan awan-awan saat senja menjelang
diikuti sapa mesra malaikat pencabut nyawa
mata melihat, mulut tak sanggup berucap
mengecap taubat telah menginjak-injak semut dan rayap
dalam relung waktu terukir bingkai kehidupan
tertumpu tingkah pola yang menjadi wacana
akan cambuk juga siksa para terdakwa
di hadapan sang pemilik dunia dan raga.