Rabu, 06 Oktober 2010

ana hanyalah sebuah lukisan

dan aku pun tak pernah berharap kamu datang
walau sering bersembunyi dalam bayang
sebenarnya aku tak inginkan akan waktu itu
saat mata kita saling beradu pandang

suguhan hidangan dalam pesta
juga ajakan kamu untuk berdansa
tak seromantis alur yang sebenarnya

kita bersandiwara
saling menyakiti karna perasaan yang kita dustai
aku enggan berada di samping mu
begitu juga kamu yang pura" tersenyum mengobati lara

ana....begitu orang menyebut mu
lalu ketika aku berada di lorong
orang lain kembali memanggilmu dengan sebutan lisa
bak sebuah lukisan di dinding istana
ayu dan rupawan, namun dengan lembaran duniawi mereka dapat membelinya
di jadikan suguhan para raja
juga sebagai penobatan agar segala negosiasi menjadi lancar.