Jumat, 16 April 2010

bendera setengah tiang

untuk bendera setengan tiang
berkibar di tengah pematang sawah
yang gundul dan dipenuhi raung gergaji
berjatuhan, menggeliat, berterbangan
untuk arah yang tak pernah pasti

ingin ambisi
jiwa ini mati
ingin duniawi
mata hati terkunci

untuk mereka yang terjebak di antara lobang
mencari celah karna kini telah menjadi aspal
ingin melihat mentari
namun kabut kesombongan menyelimuti

untuk bendera setengah tiang
yang berkibar sangat kencang
tertiup angin saat hujan badai
terbawa, melambai dengan tetes darah di antara tiang" luka yang tergantung acak

untuk satu kata
bendera setengah tiang
yang berkibar tidak untuk mengenang presiden kita yang mati
yang berkibar tidak untuk mengenang wakil rakyat kita yang tuli
yang berkibar tidak untuk mengenang bumi pertiwi kita yang sudah tak perawan lagi
yang berkibar tidak untuk mengenang babi yang berkerumun di tengah ruang sidang
yang berkibar tidak untuk mengenang anjing" pencabut nyawa
yang berkibar tidak untuk pancasila yang di jadikan lambang togel
yang berkibar tidak untuk uud yang di kencingkan masal

ini tentang bendera setengah tiang
yang kami kibarkan di dalam jiwa dan hati kami
yang tak terlihat
namun pelik untuk kami rasakan
karna kami mati di bantai pimpinan kami sendiri
yang kami pilih kemudian menghujam kami dengan telak

untuk pemandu lagu yang tuli
menyanyikan arah yang tak tentu
menganggukkan kepala demi receh yang kami kumpulkan
menggelengkan kepala untuk kebebasan yang kami tawarkan

masih untuk bendera setengah tiang
yang kini semakin lesuh dan pudar
kini harus kembali kami warnai merahnya dengan amis jantung kami
kami hiasi putihnya dengan tulang kami...

bendera setengah tiang...
akan kami lepas jika jiwa kami tlah kembali cerah
tanpa pecutan belati yang mampir dalam setiap tidur kami
tanpa tangisan nanah dan darah yang mengguncang malam" kami
tanpa hiasan bunga 7 rupa di depan rumah kami
tanpa jerit tangis sang bayi di antara sela" selangkangan ibunya
tanpa isapan jempol orang" autis yang mendadak menjadi gila

karna bendera setengah tiang...
kami menjadi beringas
selalu tak berfikir waras

demi bendera setengah tiang
berikan kami susu yang tak lagi basi
hadirkan kami cerah bintang dan kunang" di setiap gubuk kami