imajinsai bermain di atas gubuk derita
saat lapar menerjang tak tentu arah
meluluh lantahkan keyakinan serta kepercayaan
dari balik tangis terdengar seorang tertawa riang
entah sedang memikirkan apa
atau entah sedang berbuat apa.
sementara yang terpenjara adalah diri yang penuh dengan semua kecaman akan hidup
di dunia semua menjadi nyata
saat mata di paksa melihat tontonan yang selalu mengumbar jaji semata
di ladang tandus semua menjadi kaktus
saat diri terjerumus dalam lobang kakus
dua bocah saling membunuh
memperebutkan donat di genggaman.
sementara di sebuah istana dewa sedang berjudi
bertaruh, budak-budak mana yang akan segera mati
meja pertempuran diisi para tamtama
si beri manak banyak, kemudian di kirim ke ladang pertempuran
demi bela negara, demi tahta sang saka, juga demi harga diri bangsa
namun sementara mereka ternyata sedang asik melucuti baju, anak istri perwira
ini mungkin hanya gambaran yang di buat seorang anak kecil
yang sedang berimajinasi tentang sangsaka yang kini berwarna pucat
pudar, karna terhina dan di beraki oleh para cukong, dan makelar
di sini kami hanya bisa menggambarkan.
tanpa berani berkoar dan bertindak, karna kami bukan lah bidak-bidak catur
yang mudah di atur kemudian saling benturkan kepala
karna kami hanya orang-orang bodoh yang suka menghina
menghina akan kepintaran yang di miliki para sarjana-sarjana BODONG yang sedang asik duduk di meja kekuasaan
oo jadi bocah dongo toh singkatannya bodong. kirain bodong itu kosong.
BalasHapus