aku tau wajah mu mulai keriput, aku pun bisa melihatnya itu.
namun tidak untuk jiwa yang kamu miliki, di dalam sana masih ada detak yang menggebu" ketika kamu mendengarkan lantunan lagu perjuangan, seakan kamu sedang bermain atau sekedar inmemoriam dengan sobat lama mu yang entah itu gugur di kala perang, atau gugur dalam perjuangan melawan cercaan kampung tengah.
aku yakin jasa mu akan merah putih itu sangat besar kala itu, bahkan hantaman ombak tak pelak mengalahkan emosi yang kalian harapkan.
demi kata MERDEKA, demi hidup LAYAK tentunya, begitu celoteh mu setiap kali kita bercumbu pasir di kala menanti hadirnya senja.
kaki mu masih saja kokoh saat kita beradu lari, bahkan aku yang merasa anak muda saja terengah" mengejar mu...
kamu masih seorang yang gagah, walau balutan kain lusuh selalu melekat di tubuh mu.
tapi aku tak pernah tau mengapa selalu kamu kenakan ikat pinggang yang sudah berkarat?
'ini kenang"an dari seorang kawan, dia menitipkan ini untuk istrinya dulu, namun sampai detik ini aku belom bertemu dengan orang yang beliau tuju.mungkin bila aku jodoh dengan orang tersebut dan bertemu, akan ku sematkan ikat pinggan berlogo merah putih ini di pinggang nya'. begitu cerita nya dengan wajah yang entah terjutu jauh kemana arahnya...
tapi sayang cu' sekarang terlalu banyak konspirasi yang memenjarakan kalian, kalian menghirup udara segar, namun kalian sebenernya sedang terpenjara dalam sangkar. tak habis pikir aku akan liukan otak jaman sekarang, apa didikan mereka yang terlalu pintar atau mereka senang di pintari oleh orang pintar????
mungkin usianya kini sudah lebih dari 1 abad, dan mungkin selama 1 abad ini dia masih menguasai taktik dan intrik yang jeli...
sudah lah pak tua, jangan kita bicarakan akan itu, karna kamu tak akan berhenti nantinya, aku tak ingin melihat kamu memperlaga kan gerakan dulu ketika di medan perang, aku kasihan takut-takut urat-urat mu akan berpindah haluan nantinya...
"memang aku tak sengaja menemui sosok tua ini, karna dandananya yang sangat sederhana, dan setia memboseh sepeda kumbang kemana pun dia pergi. bahkan tak banyak orang yang mengganggap dia adalah orang gila. tapi bagiku tidak, dia adalah sosok yang BERHARGA, NAMUN KINI TERLUPAKAN OLEH TERJANGAN SANG AWAN YANG BERANJAK MENJADI HITAM."
setiap kali aku pergi ke tepi pantai, rehat sejenak untuk menghilangkan penat, selalu saja aku melihat sosok renta ini, sampai akhirnya kita bercengkrama kecil, dan mulai aku sering menyambangi rumah nya yang letak nya tak jauh dari bibir pantai.
sering aku melihatnya sekedar berdendang lagu belanda, bahkan kadang iya menyanyikan lagu merah putih yang tak ku kenal syairnya.
namun sangat merdu dan penuh penghayatan ketika iya dendangkan..
>usikan kecil keitka kita sedang rebahan menatap langit<
"apa semangkok beras?"
aku terkejut, melihat seorang berpakaian militer mendatangi rumah nya sambil memberi semangkok beras....
"apa ini?"laju tanyaku terheran, namun hanya terlontar di dalam hati sambil ku kerutkan kening ku
"apa dia minta-minta ke tetangga untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari?" semakin bingung aku ketika itu
baik lah mulai besok akan ku bawakan dia roti, telor dan makanan bergizi lain nya agar dia tak lagi minta-minta pada tetangga nya....
>beberapa bulan kemudian<
kenapa orang ini kembali datang pada saat kita sedang asik berdiskusi, dan dia kembali memberikan semangkok beras????
semakin penasaran aku di buat nya...
dengan tidak mengurangi rasa hormat ku pada sosok gagah di samping ku, akhirnya ku beranikan diri untuk bertanya....
'kek siapa orang itu?
dan mengapa setiap kali dia kesini, dia selalu membawakan semangkok beras untuk kakek?
apa kakek minta-minta sama dia?
apa makanan yang aku beri ini kurang kek?' desak ku
sudah, jangan kamu taruh emosi disini, tak baik kita nantinya. jamuan sore ini nikmat lho, dan ada buah-buahan segar pula..."jawab sang kakek, mungkin berniat mengalihkan arah pertanyaan yang aku lontarkan...
tapi kek...."rengek ku pada nya"
ok kakek akan cerita
" jadi beberapa bulan belakangan ini, kakek mulai di perhatikan oleh negara, ya walau kami sebenernya kutu yang sangat mengusik kehidupan mereka"
tapi apa dengan semangkok beras mereka mebalas jasa kakek? lalu buat apa dulu kakek tumpahkan darah untuk negri yang kini hina?
sudah kakek bilang pada mu, jangan kamu tumpahkan emosi di lumbung tua ini, karna bisa runtuh nanti senja yang sedang kita cumbu....
tapi kakek cukup bersyukur....cu'
"apa cukup kek semangkok beras menyambung nyawa mu untuk 7 hari, 14 hari, atau bahkan 30 hari kedepan????"
lebih dari cukup.....karna kakek ga pernah minta negara memberi kakek rupiah atau apapun itu, tapi dalam hati kakek, kakek hanya menekan kan apa yang bisa kakek beri untuk negara yang semakin renta ini....
terdiam dan tak henti menatap semakin jauh aku kedalam sosok penuh ketenangan ini...
"sangat hina, mungkin kalian adalah binatang yang hidup di antara manusia"geming ku jauh di lubuk hati
mereka yang dulu tak pernah mengenal
apa sedang melaksanakan ibadah
apa itu sedang makan
ataupun kala sedang bersandar sejenak
ketika mendengan suara peluti, mereka segera terjaga dan mengacungkan bambu runcing
tapi kini...
apa????
apa balasan nya?????
mungkin tidak di nergi ini kamu merasakan hidup layak dan merdeka...
namun aku yakin, di negri yang kekal nantinya
kamu sosok yang paling di agungkan dan memiliki tihtah tingkat tinggi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar