aku hanya butir-butir pasir
di hempas angin kemudian berlabu entah dimana
aku hanya bentuk secuil
yang kemudian akan di tanya tentang semuanya
aku bermain di putaran roda
yang kemudian menggelinding sesuai pengemudinya
aku bergumul akan dosa
tanpa tau titik terang seperti apa
sampai pada ketika ku terantuk batu
kemudian menjerit pada NYA
merasa butuh bila sengsara
kemudian acuh bila jaya mendera
bak angin di tepi pantai
sejuk namun dapat meluluhlantahkan
DIA ada
tapi tak di anggap
DIA melihat
tapi kita sering bersembunyi
DIA tahu
tapi kita pura-pura bodoh
kesombongan makhluk melebihi sang pencipta
keegoisan tubuh melebihi sang pemilik dunia
ada petunjuk
melirik godaan dunia
ada perjalanan
memilih hutan belantara
apa indah dengan otak terjejal duka?
kemudian menyalahkan akan semua
seperti berjalan dalam jembatan pathamorgana, kita telah berdiri tegak dengan kesombombngan yg kita miliki, hingga akhirnya kita takn prnh smpy ke tepi.
BalasHapusmalam PakTani, cuma berkunjung....
BalasHapusitulah manusia...ketika susah...siang malam tanpa henti berdoa...tapi begitu jaya...ngabur entah kemana....
BalasHapusNikmatnya duniawi kadang memang menutup hati kita untuk selalu mengingatNYA. Makasi...t'lah mengaingatkan....
BalasHapusSalam hangat selalu...
Minal Aidin Wal Faizin
Mohon maaf lahir & bathin...